Jateng
Selasa, 9 Mei 2017 - 09:50 WIB

KISAH INSPIRATIF : Keren! Pelajar di Semarang Bikin Alat Bantu bagi Tunanetra

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Kisah inspiratif kali ini disematkan kepada sekelompok pelajar SMK di Semarang yang membuat alat bantu berupa tongkat bagi penyandang tunanetra.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kisah inspiratif ditorehkan para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Barqi Semarang. Hanya bermodalkan uang Rp600.000, para pelajar SMK Nurul Barqi memodifikasi tongkat yang berfungsi membantu para tunanetra untuk mendeteksi lubang maupun genangan air saat berjalan.

Advertisement

“Kami modifikasi tongkat yang biasa digunakan penyandang tunanetra untuk membantu mereka berjalan,” kata salah seorang siswa SMK Nurul Barqi Semarang yang turut memodifikasi tongkat bagi tunanetra itu, Trimo Tugiono, 16, seperti dikutip laman berita Antara, Senin (8/5/2017).

Kelebihan tongkat modifikasi pelajar SMK Nurul Barqi Semarang itu tak lain karena dilengkapi semacam alat untuk membantu mendeteksi lubang, genangan air, maupun penghalang dengan mengirimkan peringatan melalui suara.

Advertisement

Kelebihan tongkat modifikasi pelajar SMK Nurul Barqi Semarang itu tak lain karena dilengkapi semacam alat untuk membantu mendeteksi lubang, genangan air, maupun penghalang dengan mengirimkan peringatan melalui suara.

Bersama dua rekannya, yakni Maghfur Ramadhan, 16 dan M. Abdul Malik, 16, yang sama-sama dari Program Studi Mekatronika, Trimo merancang alat canggih untuk membantu penyandang tunanetra.

“Tongkatnya kami pasangi semacam sensor ultrasonik, sensor air, dan terpenting adalah alat bernama Arduino Microcontroller yang berfungsi menjalankan program ini,” katanya.

Advertisement

Sebelum dipasang, Trimo mengatakan perangkat itu diprogram terlebih dulu agar bisa mendeteksi lubang, air dan penghalang, seperti tembok yang bisa dijangkau tongkat dalam jarak tertentu.

“Alat ini kemudian dihubungkan dengan speaker yang akan mengirimkan tanda bahaya lewat suara. Dari percobaan kami, alat ini bisa mendeteksi dalam radius jarak satu meter,” katanya.

Malik, rekannya menambahkan setidaknya menghabiskan dana sekitar Rp600 ribu untuk membuat alat yang masih prototipe itu. Meski demikian, alat itu manfaatnya sangat besar karena bisa membantu penyandang tunanetra dalam beraktivitas.

Advertisement

“Ya, masih butuh penyempurnaan. Antara lain, ukuran alat yang masih terlalu besar dan berat dipasang ditongkat, nanti akan kami sempurnakan sehingga lebih kecil bentuknya,” katanya.

Ia mengakui masih terdapat margin error sekitar 25%, tetapi ke depannya akan disempurnakan lagi sehingga tingkat keakuratan dalam membaca data semakin tinggi.

Temuan ketiga siswa itu juga sempat dilombakan di ajang Creanovation Award 2017 yang digelar Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Kendati demikian, kreasi para siswa SMK Nurul Barqi Semarang itu gagal meraih gelar juara.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif