SOLOPOS.COM - Pengunjung kebun bunga di Dusun Ngasem, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jateng berpose di kebun bunga. (JIBI/Solopos/Antara)

Kisah inspiratif ditorehkan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang mengembangkan bisnis taman bunga sebagai latar belakang selfi.

Semarangpos.com, SEMARANG — Self photography alias selfi sedang digandrungi masyarakat, tak terbatas jenis kelamin atau usia. Setiya Aji, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), memanfaatkan tren itu sebagai peluang bisnis dan menorehkan kisah inspiratif.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dengan perkebunan bunga miliknya yang terletak di Dusun Ngasem, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, ia merintis bisnis penyedia latar foto selfi. Kini, kawasan agrobisnis setempat yang disewakan untuk latar berfoto selfi telah mencapai 20 ha.

“Saya sudah mengembangkan bisnis ini selama satu tahun,” akunya kepada Kantor Berita Antara di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (26/1/2017).

Diakui Setiya, bisnis yang ditekuninya tersebut bermula dari kunjungan yang dilakukan oleh teman-temannya ke kebun pribadinya. Saat berkunjung ke kebun bunga tersebut, teman-temannya itu berfoto selfi dengan latar belakang kebun bunga, lalu mengunggah hasil jepretan mereka ke media sosial.

“Dari situ banyak yang tertarik untuk datang, tidak hanya teman tetapi juga masyarakat lainnya,” katanya.

Keberuntungan Setiya mendatangkan banyak pengunjung ke kebun bunganya itu juga menarik petani setempat untuk mengikuti jejak mahasiswa Fakultas Teknik Unnes tersebut. Bahkan, saat ini, total lahan yang telah dijadikan perkebunan bunga untuk objek berfoto selfi di kawasan itu sudah 20 ha.

“Untuk masuk ke lahan ini kami menyediakan enam akses. Dengan begitu, pengunjung tidak perlu berdesak-desakan ketika ingin masuk ke area perkebunan bunga,” katanya.

Diakui Setiya, pada mulanya perkebunan bunga tersebut hanya dibuka pada akhir pekan dan hari libur lainnya. Namun kini, destinasi wisata baru di kawasan berhawa adem Bandungan ini sudah dibuka setiap hari.

“Kalau dulu pengelola khususnya belum ada, jadi tidak bisa buka setiap hari. Kalau sekarang sudah dikelola secara khusus jadi dibuka setiap hari agar pengunjung yang datang tidak kecewa,” katanya.

Ditanya soal jumlah pengunjung, Setiya mengungkapkan saat ini telah berada pada kisaran 200 pengunjung/hari. Meskipun mulai banyak yang datang dan menikmati destinasi tersebut, tarif masuknya masih dipertahankan Rp7.500/orang.

Para pengunjung itu berasal dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa dalam dan luar kota. Ada pula mahasiswa dari luar negeri yang sedang study tour ke Semarang memanfaatkan kesempatan berfoto selfi di kebun bunga tersebut.

“Dengan semakin banyaknya jumlah pengunjung yang datang ini harapan saya ke depan pemerintah dapat menjadikan desa ini sebagai desa wisata,” kata Setiya menutup paparan kisah inspiratifnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya