Jateng
Minggu, 3 Juni 2018 - 17:50 WIB

Kisah Pembuat Kolang-kaling di Semarang, Rela Alih Profesi Demi Pesanan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &ndash;</strong> <a title="Menikmati Bubur India, Kuliner Khas Ramadan di Masjid Pekojan" href="http://semarang.solopos.com/read/20180519/515/916982/menikmati-bubur-india-kuliner-khas-ramadan-di-masjid-pekojan">Makanan kolak </a>mendadak menjadi laris manis saat bulan suci Ramadan. Makanan ini sangat cocok dihidangkan sebagai menu buka puasa karena rasanya yang manis dan menyegarkan.</p><p>Kesegaran kolak tak lain berasal dari bahan campurannya, seperti pisang, ubi jalar, santan, gula aren, dan juga kolang-kaling.</p><p>Nah, di Kota Semarang ada satu kampung yang menjadi sentra industri kolang-kaling, yakni Kampung Kakola. Kampung yang juga ditetapkan sebagai <a title="Air Terjun di Grobogan Ini Katanya Tempat Mandi Bidadari" href="http://semarang.solopos.com/read/20180602/515/919770/air-terjun-di-grobogan-ini-katanya-tempat-mandi-bidadari">Desa Wisata</a> ini terletak di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati.</p><p>Beberapa warga tampak sibuk di salah satu rumah yang terletak di depan Kantor Kelurahan Jatirejo, Sabtu (2/6/2018). Mereka tampak tengah memapras buah aren dari tangkainya saat <em>Semarangpos.com </em>menyambangi.</p><p><img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="http://img.bisnis.com/uploads/images/kolang-kaling2.jpg" alt="" /></p><p style="text-align: center;"><span style="text-align: right;">Salah seorang warga Kampung Jatirejo tengah menumbuk kolang-kaling, Sabtu (2/6/2018). (<em>Solopos/Imam Yuda S.</em>)</span></p><p style="text-align: left;"><span style="text-align: right;">&ldquo;Ini sedang mengumpulkan buah aren untuk dibuat kolang-kaling. Harus dicopot dulu dari tangkainya sebelum direbus,&rdquo; ujar Muslimin, pemilik rumah.</span></p><p>Muslimin mengaku pesanan kolang-kaling di kampungnya meningkat tajam saat bulan puasa. Saat bulan puasa, rumah industrinya bahkan bisa menerima pesanan 1 ton kolang-kaling dalam kurun waktu dua hari.</p><p>Meski demikian, harga jual kolang-kaling itu tak seberapa. Satu kilogram kolang-kaling &nbsp;saat ini dijual ke pengepul seharga Rp8.000.</p><p>&ldquo;Padahal belinya saat masih jadi buah aren Rp10 juta per truk. Belum lagi diolah. Untungnya sedikit,&rdquo; ujar Muslimin.</p><p>Kendati untung sedikit, hal itu tak menyurutkan niat warga Kampung Jatirejo menjadikan industri kolang-kaling sebagai mata pencarian. Terlebih saat bulan puasa atau menjelang Lebaran, di mana pesanan olahan biji pohon aren itu meningkat tajam.</p><p>&ldquo;Kalau pas puasa kayak gini, banyak warga yang ikut jualan kolang-kaling. Saya juga kadang jualan kalau ada pesanan teman sekantor. Lumayan buat tambah-tambah uang saku saat Lebaran nanti,&rdquo; tutur Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jatilanggeng, Dwi Sayekti Kadarini.</p><p><img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="http://img.bisnis.com/uploads/images/kolang-kaling1.jpg" alt="" /></p><p style="text-align: center;"><span>Salah seorang warga Kampung Jatirejo tengah menumbuk kolang-kaling, Sabtu (2/6/2018). (</span><em>Solopos/Imam Yuda S.</em><span>)</span></p><p>Perempuan yang sehari-hari berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak itu menyebutkan ada sekitar 20 rumah industri kolang-kaling di Kelurahan Jatirejo. Setiap <em>home industry</em> mampu menyerap puluhan tenaga kerja yang berasal dari warga sekitar.</p><p>&ldquo;Dari yang tua sampai yang muda ikut memasarkan kolang-kaling. Bahkan yang muda-muda membuat inovasi kuliner dari kolang-kaling menjadi selai, pie, dan cokelat. Dipasarkannya secara <em>online</em>,&rdquo; tutur perempuan yang &nbsp;akrab disapa Ninik itu.</p><p>Banyaknya warga yang menggantungkan mata pencarian pada kolang-kaling ini pun membuat Kampung Jatirejo layak disebut sebagai Kampung Kakola yang merupakan akronim dari Kampung Olahan Kolang-kaling<em>.</em> Bahkan kampung ini juga sudah ditetapkan sebagai salah satu kampung tematik dan <a title="Tak Bisa Kembangkan Potensi, Status Desa Wisata di Jateng Bakal Dicabut" href="http://semarang.solopos.com/read/20180430/515/913537/tak-bisa-kembangkan-potensi-status-desa-wisata-di-jateng-bakal-dicabut">desa wisata </a>oleh Pemerintah Kota Semarang.&nbsp;</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif