SOLOPOS.COM - Suasana Desa Kadiwono, Bulu, Rembang. (Youtube/Anom Sunaryatmo)

Solopos.com, SOLO — Ahmad Sholeh, 51, warga Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah, adalah seorang petani turun temurun yang mempunyai tujuan mulia, yakni melestarikan alam Pegunungan Kendeng.

Dia menjadi petani sejak 17 tahun lalu karena harus menggantikan orang tuanya. Ayah dari dua anak ini menjadi seorang petani bukan karena pekerjaan turun temurun, tapi dia memandang profesi ini merupakan pekerjaan mulia karena bisa mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di Indonesia.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Bagi Sholeh, menjadi seorang petani bukan melulu soal uang. Namun, dari pekerjaan tersebut dia juga mendapatkan arti kehidupan, yakni tak pernah mengenal kata menyerah dan tidak pernah putus asa meski kegagalan kerap terjadi. Hal ini dilakukan karena dia memiliki daya juang tinggi.

“Petani tidak pernah putus asa. Tahun ini enggak ada untungnya tapi enggak kapok. Petani itu dapat uangnya sangat sedikit tapi bisa mengontrol penggunaan keuangan dengan baik. Coba kalau petani, hidupnya glamor buat apa? Jadi, menurut saya, petani itu bisa mengontrol kehidupannya karena dapatnya dari susah payah dan dapatnya enggak banyak sehingga penggunaannya tepat,” ujar petani lereng Pegunungan Kendeng ini kepada Solopos.com, Kamis (21/9/2023).

Petani padi, jagung, dan ketela ini mengaku banyak untungnya menjadi petani di Pegunungan Kendeng, salah satunya sukses menghidupi keluarga dari rumah sendiri. Di rumahnya, dia memiliki ternak sapi, bebek, dan ayam, yang bisa dikonsumsi sehari-hari jika diperlukan. Padi yang ia tanam juga tidak dia jual, namun digunakan untuk makan sehari-hari.

Dengan begitu, dia bisa menyimpan uang hasil panen untuk kebutuhan lain yang sifatnya penting. Bahkan, uang hasil panen sekitar Rp15 juta yang dia peroleh, bisa ditabung.

“Maksudnya gini, istri juga buka toko. Di rumah juga ada unggas atau ternak, kayak ayam dan itik. Beras juga sudah punya sendiri. Dengan penghasilan Rp15 juta, jika tidak ada sesuatu kegiatan dan hajat, pasti cukup, bahkan bisa ditabung,” ungkap dia

Meskipun begitu, untuk menjadi seorang petani sukses seperti Sholeh dari lereng Pegunung Kendeng ini juga tak mudah. Perlu keuletan yang harus benar-benar terasah. Hal ini terbukti dengan berbagai kendala yang dihadapi, dia terus berpikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Impian dari Petani Kendeng

Salah satunya soal sulitnya akses pupuk nonsubsidi, dia memanfaatkan pupuk kandang dari kotoran ternak rumah tangganya. Kotoran ayam, bebek, dan juga sapi, dia olah dengan menggunakan bahan tambahan hingga bisa terfermentasi menjadi pupuk kandang. Dari sini, dia bisa mengurangi ongkos pupuk yang lumayan mahal untuk lahan sekitar tiga hektare.

Hal ini didukung dengan sumber daya alam Kendeng yang luar biasa, di mana segala tanaman bisa ditanam di tanah Kendeng, walaupun air irigasi masih dibutuhkan untuk mendukung produksivitas pertanian di daerah tersebut.

“Enaknya gini, daerah sini ditanami apa pun selama mau kecil atau besar ada hasilnya, tapi tergantung pangsa pasar ini. [Panen] tahun ini bagus masih ada untungnya, enggak terlalu terpuruk,” kata dia.

Dengan kondisi tersebut, apa pun yang terjadi, dia tetap memilih menjadi petani. Dia menganggap menjadi petani merupakan wisata besar yang luar biasa dan tak tergantikan oleh profesi apa pun, termasuk pengusaha.

Wisata dengan berkunjung ke sawah setiap hari, menyaksikan tumbuhnya tanaman yang ia tanam, bagi Sholeh akan mendapatkan ketenangan hati yang luar biasa.

Maka dari itu, dia juga mimpi besar untuk petani di Indonesia, termasuk Kendeng. Dia berharap seluruh petani bisa menjadi petani modern yang bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan masyarakat seluruh Indonesia.

“Impian saya mudah-mudahan petani di Indonesia bisa menjadi petani modern. Bisa mencukupi diri pribadi dan bisa mencukupi masyarakat Indonesia,” ucap dia dengan lantang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya