SOLOPOS.COM - Sutrisno, peternak sapi yang menjadi langganan Presiden Jokowi untuk mendapatkan hewan kurban. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, UNGARAN — Kisah inspiratif datang dari Sutrisno, seorang peternak asal Ungaran, Kabupaten Semarang, yang tergolong sukses. Saking suksesnya, sapi milik Sutrisno bahkan kerap menjadi langganan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk hewan kurban.

Namun siapa sangka jika kesuksesan Sutrisno dalam beternak dimulai dari bawah. Awalnya, pria berusia 44 tahun itu bahkan tidak punya satu pun hewan ternak dan hanya merawat kambing-kambing milik para kolega atau teman.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Namun kini Sutrisno terbilang cukup sukses. Ia memiliki sekitar 113 ekor sapi dan 80 ekor kambing di peternakannya yang terletak di Dusun Mendiro, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang. Ratusan hewan ternak tersebut, hanya diurus oleh Sutrisno dan dua orang pekerjanya.

“Mulai menekuni [peternakan] sejak 2008 lalu. Awalnya hanya tiga kambing. Itu pun kambing teman, saya cuma membantu merawat dan hasilnya dibagi dua,” cerita Sutrisno kepada Solopos.com, Selasa (20/6/2023) sore.

Sutrisno menceritakan, lambat laun tiga kambing yang dirawatnya pun makin berkembang hingga belasan ekor. Tak hanya berkembang, kala itu mulai banyak masyarakat yang meminta kambingnya untuk dijadikan hewan kurban saat Iduladha.

“Terus pas 2012, itu ada orang yang pesan sapi. Karena enggak punya, hasil jual kambing tak buat beli beberapa sapi. Nah itu awal kali pertama ada sapi,” terang Sutrisno ketika mengingat kisah perjalanan hidupnya.

Terkait alasan kenapa memilih usaha ternak, Sutrisno mengaku beternak sudah menjadi kesukaanya sejak duduk di bangku sekolah dasar atau SD. Kesukaanya itu muncul karena sejak kecil, dirinya sudah diminta untuk mengurusi kambing-kambing milik ayahnya.

“Ayah saya dasarnya petani, tapi punya beberapa ekor kambing. Dulu sering diminta mengurusi, carikan makan dan mengawasi,” akunya yang juga bekerja menjadi staf di salah satu instansi pemerintah di Semarang.

Tantangan

Setiap Iduladha, Sutrisno pun selalu kebanjiran orderan. Bahkan di tahun ini, dari 113 sapi miliknya, hanya tersisa 9 ekor yang belum dipesan.

Kendati kebanjiran, selama tiga tahun ini penjualan Sutrisno alami pasang surut. Hal itu dikarenakan beberapa faktor seperti Covid-19, adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), hingga Lumpy Skin Disease (LSD) yang sangat berdampak bagi peternak.

“Waktu normal, tahun 2019 itu, bisa diatas 130 ekor sapi yang terjual. Terus kalau tahun ini hanya 104 ekor. Kalau 2022 kemarin, hanya 80 ekor sapi,” bebernya.

Sutrisno memiliki cara untuk menjaga kesehatan hewan ternaknya. Hewan ternak miliknya selalu diberikan vitamin dan makanan secara teratur. Makanan tersebut diberikan dua kali sehari berupa rumput yang dicampur dengan dengan dedak dan kosentrat

Terkait harga, sapi milik Sutrisno dibanderol dengan harga bervariasi mulai Rp22 juta hingga Rp150 juta. Pembelinya pun tak hanya dari Kabupaten Semarang, namun juga luar Jawa.

“Tahun ini ada dari Pati. Luar Jawa dari Medan. Kebanyakan perorangan yang beli, pengusaha juga ada. Terus presiden juga pernah beli di sini,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya