SOLOPOS.COM - Foto kakek yang pen di kakinya menyembul keluar diambil dari akun Facebook Budi Santoso yang dibagikan oleh akun Warga Kupang Ambarawa di Grup Facebook Ambarawa. (Facebook.com)
Kisah tragis yang dialami kakek renta yang setiap Minggu berada di kawasan Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman Ambarawa karena pen di kakinya menyembul keluar, menjadi perhatian para netizen.
Foto kakek yang pen di kakinya menyembul keluar diambil dari akun Facebook Budi Santoso yang dibagikan oleh akun Warga Kupang Ambarawa di Grup Facebook Ambarawa. (Facebook.com)
Semarangpos.com, AMBARAWA – Anggota grup Facebook Ambarawa, Minggu (20/3/2016), dibuat pilu oleh kisah tragis seorang kakek yang diperkirakan berdomisili di kawasan Temengungan, Panjangan, Ambarawa. Kakek yang belum diketahui namanya itu memiliki pen pada kakinya yang menyembul keluar dari dalam daging.
Foto kakek yang setiap Minggu berada di kawasan Lapangan Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman, Ambarawa, ini kali pertama diposting oleh pemilik akun Facebook Budi Santoso, Minggu dan dibagikan oleh salah seorang anggota grup Facebook Ambarawa, Warga Kupang Ambarawa.
Foto kakek yang setiap Minggu berada di kawasan Lapangan Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman, Ambarawa, ini kali pertama diposting oleh pemilik akun Facebook Budi Santoso, Minggu dan dibagikan oleh salah seorang anggota grup Facebook Ambarawa, Warga Kupang Ambarawa.
Dalam posting itu, pemilik akun Facebook Budi Santoso menunjukkan foto sambil menuliskan kata-kata keprihatinan atas kisah tragis yang dialami kakek itu. “Car Free Day Ambarawa 20 Maret 2016, Pojok Lapangan Pangsar. Jenderal Sudirman. Di bawah lampu bang jo, duduk seorang bapak yang sudah teramat tua letih dan renta. Coba perhatikan dengan seksama. Kakinya pernah patah entah sudah berapa lama sudah dipen, tapi pen tulang itu tidak di dalam, tapi menyembul keluar. Kalau dingin katanya sakit sekali. Mari kita peduli….. rumah RSUD Ambarawa dekat. Bina kasih hingga teramat dekat. Karena bapak ini rumahnya sekitar Temenggungan,” tulis pemilik akun Budi Santoso, Minggu.
Galang Dana
Sontak apa yang diunggah Budi Santoso ini pun menimbulkan rasa iba dari anggota lain grup Facebook Ambarawa. Seperti yang diungkapkan pemilik akun John Ni dan Sirating Chandra Kresna. “Ya Allah kasihan sekali. Semoga ada yang terketuk hatinya untuk membantu beliau,” tulis akun John Ni.
“Iya mas sakno iku mbah e..mbiyen ngertiku mbah iku sehat,sering nguli,tukang ambil sampah..saiki kok memprihatinkan ngono [Iya mas kasihan kakek itu. Dulu setahuku kakek itu sehat, sering kerja serabutan dan jadi tukang sampah. Sekarang memprihatinkan seperti itu],”respons Sirating Chandra Kresna.
Keprihatinan atas nasib kakek ini pun membuat anggota Grup Facebook Ambarawa berinisiatif menggalang dana. Mereka ingin membantu biaya operasi kakek itu untuk melepas pen di kakinya dengan menggunakan dana yang berasal dari sumbangan para donatur. “Galang dana wae lur [galang dana saja saudara],” ajak pemilik akun Terro Rhy.
“@tero aku setuju pendapatmu mas. Aku cok weroh mbah e kwi mas anger minggu neng pangsar ra tegel tenan aku mas [Saya sering lihat kakek itu kalau Hari Minggu di Pangsar. Enggak tega benar saya],” respons pemilik akun Ivan Setiawan.
“Jajal digawe pantia mas, nek ono sg meh melu nyumbang ben ra bingung hub.ne sopo. soale ki biasane wong “duwur” nyepelekke nek dijagakke, mending sing wong cilik dadi siji. [Coba dibuat panitia, mas. Kalau ada yang mau ikut menyumbang biar tidak bingung menghubungi siapa. Soal biasanya kalau orang “atas” meremehkan kalau diandalkan. Lebih baik orang kecil jadi satu],” jawab Terro Rhy menanggapi kisah tragis kakek tua warga Ambarawa itu.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
