SOLOPOS.COM - Pelajar pemalak berhalusinasi saat diinterogasi polisi di Mapolrestabes Semarang. (Facebook.com-Purnomo Budi Setiyawan)

Kisah unik datang dari seorang pemalak di Kota Semarang yang berhalusinasi saat diiterogasi polisi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA) dicokok polisi anggota Tim Elang Polrestabes Semarang setelah kedapatan memalak di depan salah satu minimarket di Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (23/2/2017) malam. Di balik kabar penangkapan pemuda pemuda tindak kriminal di Semarang itu, ada sebuah kisah unik yang muncul.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Diceritakan pengguna akun Facebook Budi Purnomo Setiyawan, pemuda itu berhalusinasi saat diinterogasi polisi di Mapolrestabes Semarang. Pemuda tersebut mengambil sandal dan bantalan stempel untuk ditempelkan ke telinga. Bukan tanpa alasan, ia menganggap sandal dan bantalan stempel tersebut adalah telepon seluler (ponsel) yang akan ia gunakan untuk memangil orang tuanya.

Budi Purnomo Setiyawan menjelaskan pemuda itu berhalusinasi karena pengaruh obat-obatan. “Efek obat itu sangat berbahaya, menimbulkan halusinasi yang hebat,” tulisnya di dinding grup grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).

Tak pelak kisah unik tersebut memancing gelak tawa publik pengguna Internet (netizen) yang tergabung dalam grup Facebook MIK Semar. Sejumlah netizen malah menduga kisah unik tersebut terjadi karena si pemuda tersebut mengonsumsi buah kecubung.

Cah pekok. Keno cubung kui [Dasar anak bodoh, itu terkena efek kecubung],” tulis pengguna akun Facebook Kentos Syubiduu dalam kolom komentar.

Namun tak sedikit juga yang menganggap pemuda yang awalnya memalak seseorang di depan minimarket itu hanya berpura-pura agar terbebas dari jerat hukum. “Kui pura pura kenter mas. Ben loloz seko polisine [Itu pura-pura gila agar polisi melepaskannya],” papar pengguna akun Facebook Yudi Wahyudi.

Di antara netizen yang menertawakan ulah konyol pelajar pemalak itu, sejumlah netizen justru merasa kasihan kepada orang tua pemuda tersebut. Mereka juga mengimbau agar orang tua selalu mengawasi anak-anak mereka yang masih remaja sehingga tak terjerumus ke lingkungan dan pergaulan yang salah.

Setelah diinterogasi polisi, pemuda tersebut diperbolehkan pulang setelah dijemput kedua orang tuanya. Sejumlah netizen lantas berharap tindakan konyol yang akhirnya menjadi kisah unik itu tak terulang di Kota Semarang. Mereka juga berharap agar pemuda Kota Semarang dapat menghidari mengonsumsi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kesadaran, seperti yang dilakukan pemuda tersebut. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya