SOLOPOS.COM - Sekumpulan pemuda pencinta alam yang berada di kawasan sekitar Rawa Pening, Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. (Imam Yuda S./JIBI/Semarangpos.com)

Kisah unik datang dari Jembatan Biru Rawa Pening, kala sekumpulan pemuda ngabuburit dengan bermain hammock.

Semarangpos.com, AMBARAWA – Menanti waktu berbuka puasa memang terkadang membosankan. Oleh karenanya tak heran jika banyak umat muslim yang melaksanakan puasa selalu menggelar berbagai kegiatan saat menanti buka puasa atau yang akrab disebut ngabuburit.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Begitu juga halnya dengan sekumpulan pemuda pencinta alam yang berada di kawasan sekitar Rawa Pening, Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Di sela-sela waktu menunggu buka puasa, mereka mengisi acara ngabuburit dengan kegiatan bermain hammock.

Hammock adalah ayunan yang terbuat dari kain atau jaring. Biasanya, hammocking atau bermain hammock dilakukan di antara pepohonan yang menjulang tinggi maupun di atas tebing yang curam. Namun berbeda dengan apa yang dilakukan para pemuda di Rawa Pening itu.

Mereka yang mayoritas berasal dari kumpulan para pecinta alam itu melakukan hobi hammocking di bawah Jembatan Biru Rawa Pening. Salah seorang pemuda, Rico Mahardika, warga Sumurup, Asinan, Bawen, mengaku kegiatan hammocking di Rawa Pening tidaklah berisiko seperti saat dilakukan di atas pepohonan atau pun tebing.

“Kalau di sini [Jembatan Biru] kan risikonya tidak terlalu besar. Kalau jatuh pun jatuhnya di air Danau Rawa Pening. Jadi enggak berbahaya,” ujar Rico saat dijumpai Semarangpos.com di sela-sela kegiatan hammocking di Jembatan Biru Rawa Pening, Sabtu (11/6/2016).

Rico mengaku hammocking di Jembatan Biru ini sangat efektif untuk mengisi waktu berbuka puasa. Sambil menunggu waktu berbuka, ia dan teman-temannya bisa bergelantungan di Jembatan Biru sambil menikmati indahnya panorama alam yang tersaji di Rawa Pening.

“Di sini kita bisa menikmati indahnya alam Danau Rawa Pening. Selain itu, juga bisa menikmati panorama alam Gunung Merbabu, Telomoyo, bahkan Sindoro dan Sumbing saat cuacanya cerah. Enggak terasa, dengan berayunan di sini kita bisa tertidur dan bangun-bangun sudah buka puasa,” kelakar Rico.

Terpisah, hammocker, julukan penghobi hammock,  lainnya, Bintang Tambora, mengaku ngabuburit dengan hammocking di Rawa Pening baru dilakukan tahun ini. “Tahun-tahun sebelumnya kan enggak bisa. Soalnya jembatannya kan baru selesai tahun ini. Kalau tahun-tahun sebelumnya biasanya kami lakukan hammocking di hutan-hutan kota atau di lereng pegunungan,” ujar Bintang.

Pria yang bermukim di wilayah Karangpete, Kutowinangun, Salatiga itu mengaku tak ada maksud lain dari rekan-rekannya menggelar hammocking di Rawa Pening. Ia bersama rekan-rekannya menggelar hammocking hanya untuk menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit.

“Syukur-syukur banyak pengunjung yang melihat aksi kami ini senang dan bergabung. Toh, kami tidak memungut biaya apa pun untuk yang mau mencoba berhammock di sini,” ujar Bintang.

Sementara itu, salah seorang pengunjung Rawa Pening, Ponco Restopan, mengaku cukup terhibur dengan aksi hammockers itu. Selain menambah hiburan yang ada di Rawa Pening, aksi hammockers itu juga tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lainnya.

“Toh, mereka kan melakukan hammock itu di bawah Jembatan Biru. Jadi enggak masalah. Enggak mengganggu. Akses jalan di Jembatan Biru juga tidak terganggu dengan adanya mereka yang bergelantungan di bawah,” ujar Ponco yang berkunjung ke Rawa Pening bersama istrinya, Nika Anggaraeni, itu.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya