SOLOPOS.COM - Suasana acara Bedah buku Mijil Upaya Hilirisasi Kebudayaan Indonesia Melalui Literasi dan In Memoriam Nirwan Asuka di Semarang, Jateng, Jumat (8/9/2023). (Solopos.com - Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Buku Mijil yang terinspirasi dari peristiwa konflik agraria di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dibedah di Tandhok Artspace, Jalan Papandayan Nomor 11, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jumat (8/9/2023) malam.

Turut hadir dalam acara bertajuk Bedah Buku MIJIL dan In Memoriam Nirwan Arsuka Pendiri Pustaka Bergerak itu penulis buku Mijil, Ernawiyati. Selain Ernawiyati, sejumlah tokoh juga hadir dalam acara itu antara lain Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria; Komisaris Independen PT Jasa Raharja sekaligus pegiat literasi digital, Dyah Kartika Rini Djoemadi, dan sastrawan yang juga jurnalis, Rudy Gunawan.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Ernawiyati menjelaskan novel yang ia ciptakan itu bercerita tentang konflik agraria yang pernah terjadi di Kulonprogo, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Ia pun mengaku jika novelnya tersebut tergolong fiksi. Meski demikian,a da beberapa bagian yang diangkat atau terinspirasi dari kisah nyata.

“Mijil ini kisah fiksi, tapi saya terinspirasi dari kisah teman-teman aktivis 90-an. Kisah ini fiksi dengan latar belakang konflik sosial konflik agraria di Pantai Trisik, Kulonprogo. Jadi ini konflik para petani di lahan pasir besi kawasan pantai dengan para investor,” ujar Ernawiyati.

Ernawiyati menjelaskan Pantai Trisik mengandung pasir hitam dengan nilai komersial tinggi sehingga menarik minat pemodal atau investor. Padahal, lahan di pantai itu seudah sejak lama ditanami petani setempat.

“Ini fiksi tapi memang konfliknya pernah ada di Kulonprogo,” tegasnya.

Pembunuhan

Bedah Buku Mijil
Cover buku atau novel Mijil yang terinspirasi dari konflik sosial dan agraria di Pantai Trisik, Kulonprogo. (Solopos.com – Ria Aldila Putri)

Dalam novel itu, ia menambah bumbu-bumbu agar cerita itu lebih seru dan semakin asyik untuk dibaca. Bahkan, ada peristiwa pembunuhan hingga penculikan di novel Mijil.

“Jadi tokoh utama mereka membela kepentingan petani, tapi mereka harus berhadapan dengan pemodal. Saya bikin ada pembunuhannya, biar seru saya buat alur yang twist. Ada kisah misteri pembunuhan, konflik sosial dan kisah romantis,” jelasnya.

Ia menjelaskan, pengambilan judul Mijil ini pun terinsipirasi dari tembang Macapat Jawa yang memiliki judul yang sama. Dalam novel itu, ia ingin memberikan pesan tentang kelahiran dan kebenaran.

“Saya terinspirasi dari almarhum bang Irwan yang mengangkat budaya Indonesia. Mijil selain berarti lahir dan tembang mocopat ini tentang menegakkan keadilan dan kebenaran,” tegasnya.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengatakan novel ini akan memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan. Ia menyambut baik rilisnya novel setebal 400 halaman itu.

“Karya Mba Ernawiyati ini harus disambut dengan optimismtis, bahwa setelah ini akan lahir karya-karya yang lebih menggetarkan,” tandas Nezar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya