Jateng
Sabtu, 9 September 2023 - 18:18 WIB

Kisahkan Konflik Agraria di Kulonprogo, Buku Mijil Dibedah di Semarang

Ria Aldila Putri  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana acara Bedah buku Mijil Upaya Hilirisasi Kebudayaan Indonesia Melalui Literasi dan In Memoriam Nirwan Asuka di Semarang, Jateng, Jumat (8/9/2023). (Solopos.com - Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Buku Mijil yang terinspirasi dari peristiwa konflik agraria di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dibedah di Tandhok Artspace, Jalan Papandayan Nomor 11, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jumat (8/9/2023) malam.

Turut hadir dalam acara bertajuk Bedah Buku MIJIL dan In Memoriam Nirwan Arsuka Pendiri Pustaka Bergerak itu penulis buku Mijil, Ernawiyati. Selain Ernawiyati, sejumlah tokoh juga hadir dalam acara itu antara lain Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria; Komisaris Independen PT Jasa Raharja sekaligus pegiat literasi digital, Dyah Kartika Rini Djoemadi, dan sastrawan yang juga jurnalis, Rudy Gunawan.

Advertisement

Ernawiyati menjelaskan novel yang ia ciptakan itu bercerita tentang konflik agraria yang pernah terjadi di Kulonprogo, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Ia pun mengaku jika novelnya tersebut tergolong fiksi. Meski demikian,a da beberapa bagian yang diangkat atau terinspirasi dari kisah nyata.

“Mijil ini kisah fiksi, tapi saya terinspirasi dari kisah teman-teman aktivis 90-an. Kisah ini fiksi dengan latar belakang konflik sosial konflik agraria di Pantai Trisik, Kulonprogo. Jadi ini konflik para petani di lahan pasir besi kawasan pantai dengan para investor,” ujar Ernawiyati.

Advertisement

“Mijil ini kisah fiksi, tapi saya terinspirasi dari kisah teman-teman aktivis 90-an. Kisah ini fiksi dengan latar belakang konflik sosial konflik agraria di Pantai Trisik, Kulonprogo. Jadi ini konflik para petani di lahan pasir besi kawasan pantai dengan para investor,” ujar Ernawiyati.

Ernawiyati menjelaskan Pantai Trisik mengandung pasir hitam dengan nilai komersial tinggi sehingga menarik minat pemodal atau investor. Padahal, lahan di pantai itu seudah sejak lama ditanami petani setempat.

“Ini fiksi tapi memang konfliknya pernah ada di Kulonprogo,” tegasnya.

Advertisement

“Jadi tokoh utama mereka membela kepentingan petani, tapi mereka harus berhadapan dengan pemodal. Saya bikin ada pembunuhannya, biar seru saya buat alur yang twist. Ada kisah misteri pembunuhan, konflik sosial dan kisah romantis,” jelasnya.

Ia menjelaskan, pengambilan judul Mijil ini pun terinsipirasi dari tembang Macapat Jawa yang memiliki judul yang sama. Dalam novel itu, ia ingin memberikan pesan tentang kelahiran dan kebenaran.

“Saya terinspirasi dari almarhum bang Irwan yang mengangkat budaya Indonesia. Mijil selain berarti lahir dan tembang mocopat ini tentang menegakkan keadilan dan kebenaran,” tegasnya.

Advertisement

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengatakan novel ini akan memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan. Ia menyambut baik rilisnya novel setebal 400 halaman itu.

“Karya Mba Ernawiyati ini harus disambut dengan optimismtis, bahwa setelah ini akan lahir karya-karya yang lebih menggetarkan,” tandas Nezar.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif