SOLOPOS.COM - ilustrasi pelelangan ikan hasil tangkapan. (JIBI/dok)

Komoditas hasil laut diharapkan bisa menyejahterakan nelayan dengan memanfaatkan tempat pelelangan ikan.

Kanalsemarang.com, CILACAP-Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Jawa Tengah, mendorong nelayan di kabupaten itu untuk memaksimalkan fungsi tempat pelelangan ikan (TPI).

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

“Tahun ini, kami mencoba meningkatkan produksi yang dijual melalui tempat pelelangan ikan (TPI) agar TPI lebih berfungsi, berperan lagi,” kata Ketua HNSI Cilacap Indon Tjahjono di Cilacap, Rabu (4/8/2015).

Ia mengakui bahwa sebenarnya banyak nelayan yang memanfaatkan TPI untuk menjual ikan hasil tangkapan mereka.

Akan tetapi, kata dia, banyak juga nelayan yang langsung menjual ikan hasil tangkapan mereka ke pedagang-pedagang untuk dijual ke pasar.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa nelayan Cilacap tidak ada yang menjual ikan hasil tangkapan mereka di tengah laut.

“Dulu mungkin ada satu-dua nelayan yang jual ikan di tengah laut, tapi sekarang tidak ada. ‘Lha wong’ hasilnya juga tidak ada,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa upaya untuk memaksimalkan fungsi TPI itu akan dilakukan melalui pendekatan dengan nelayan.

“Yang jelas harus banyak pendekatan dan sosialisasi dengan nelayan lewat rapat-rapat rukun nelayan untuk mendorong mereka agar suka jual ikan lewat TPI. TPI nantinya juga akan kita benahi,” katanya.

Disinggung mengenai musim panen ikan, Indon memperkirakan hal itu akan berlangsung lebih awal dari biasanya yang datang pada akhir bulan Agustus atau awal bulan September.

Menurut dia, perkiraan tersebut terlihat dari kondisi angin yang relatif kondusif dibanding beberapa pekan sebelumnya yang cenderung kencang sehingga mengakibatkan gelombang tinggi.

“Agustus biasanya anginnya masih kencang tapi beberapa hari ini, anginnya kok kendur. Bulan Agustus kan musim kering, biasanya yang keluar itu ikan jahan, ubur-ubur, tapi ini anginnya enggak kencang dan beberapa jenis udang sudah mulai keluar,” katanya.

Ia mengharapkan pola anginnya tidak berubah atau tidak begitu kencang sehingga nelayan bisa menangkap ikan dan ada hasil tangkapan.

Menurut dia, saat ini nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil sudah mulai melaut meskipun hanya jarak dekat dengan sistem “jolokan” (berangkat pada pagi hari dan pulang siang hari sebelum terjadi angin kencang yang berdampak pada peningkatan tinggi gelombang, red.).

“Kalau yang menggunakan kapal-kapal besar, ‘long liner’, gelombang tinggi tidak menjadi masalah,” katanya.

Terkait bantuan bagi nelayan di masa paceklik, dia mengatakan bahwa beberapa hari lalu telah dilakukan verifikasi oleh petugas Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah.

Dengan demikian, kata dia, nelayan Cilacap yang sedang mengalami masa paceklik nantinya akan mendapat bantuan beras dari Gubernur Jateng.

“Namun kami belum tahu besaran bantuan beras untuk nelayan itu. Mungkin dalam beberapa hari ke depan sudah ada penyaluran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya