SOLOPOS.COM - Karyawan merakit piala di Mojosongo Industri Kecil (MIK) Trofi, Selasa (18/8). Momen Kemerdekaan ke-70 RI membawa berkah bagi produsen trofi di Solo. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos/dok)

Kondisi ekonomi yang sedang melemah saat ini mempengaruhi dunia industri.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah menyatakan industri kecil dan menengah lebih tangguh dibandingkan industri skala besar menghadapi penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kalau industri skala besar mendatangkan bahan baku dari luar negeri secara langsung sehingga dampak penguatan dolar AS terhadap mata uang rupiah sangat terasa,” kata Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, dan Tekstil Disperindag Edi Wahyuono di Semarang, Selasa (8/9/2015).

Sedangkan untuk IKM mendatangkan bahan baku melalui industri-industri besar yang melakukan impor barang. Sebagai contoh, untuk kebutuhan benang para pelaku IKM ini biasa mengambil di PT Sritex dan Damatex.

Selain itu, untuk pewarna tekstil, ada beberapa pelaku IKM yang membeli dari industri besar sehingga tidak harus mendatangkan secara langsung dari luar negeri.

“Saya sudah tanya ke beberapa pengrajin produk kreatif salah satunya batik bagaimana produksi mereka selama penguatan dolar AS ini, mereka mengatakan untuk zat pewarna batik memang mengalami kenaikan harga tetapi tidak terlalu besar. Hanya sekitar Rp500/kg,” katanya.

Dengan cara kerja tersebut, para pelaku IKM diprediksikan lebih tangguh dalam menghadapi kelesuan ekonomi global dibandingkan dengan industri skala besar.

“Bahkan, dari waktu ke waktu jumlah IKM di Jawa Tengah ini terus meningkat. Saat ini jumlahnya sudah mencapai ribuan. Artinya, kondisi ekonomi yang sedang berjalan tidak terlalu berdampak pada usaha IKM,” katanya.

Sementara itu, mengenai pasar ekspor diakuinya Disperindag Jateng terus mendorong para pelaku IKM untuk berani memasarkan hasil produksi mereka ke luar negeri.

“Sejauh ini negara-negara tujuan ekspor masih sama dengan sebelumnya yaitu Eropa, Amerika, dan Timur Tengah. Khusus untuk Timur Tengah ini termasuk tujuan ekspor yang baru dibandingkan negara-negara lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya