SOLOPOS.COM - Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, saat menggelar jumpa pers terkait identifikasi korban dukun pengganda uang di Mapolres Banjarnegara, Rabu (5/4/2023). (Solopos.com-Humas Polda Jateng)

Solopos.com, BANJARNEGARA — Polres Banjarnegara membuka posko aduan orang hilang guna mempercepat proses identifikasi korban dukun pengganda uang, Slamet Tohari alias Mbah Slamet. Hal itu dilakukan menyusul belum semua jenazah korban dukun asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, itu yang bisa diidentifikasi.

Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, mengatakan dibukanya posko aduan masyarakat ini dilakukan untuk mengungkap identitas para korban pembunuhan. Posko ini untuk memberikan ruang bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya dan berkaitan dengan Slamet.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Sampai saat ini 11 korban pembunuhan oleh tersangka masih dalam proses identifikasi forensik. Total 12 jenazah yang ditemukan dan satu di antaranya sudah diketahui pasti identitasnya, yaitu Paryanto usia 53 tahun warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,” kata Kapolres Banjarnegara dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Rabu (5/4/2023).

Selain itu, Polres Banjarnegara juga membuka layanan aduan hotline di nomor 082-326-444-401. Nomor ini bisa digunakan untuk telepon maupun Whatsapp.

“Semalam kita mendapatkan laporan dari warga Lampung yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Setelah kami crosscek dengan tersangka, ternyata benar dua jasad itu [ditemukan Selasa, 4 April 2023] merupakan Irsyad bersama istrinya [pasutri asal Lampung],” katanya.

Menurutnya, adanya posko ini bisa dimanfaatkan bagi masyarakat ataupun siapa saja yang merasa kehilangan keluarga dan berhubungan dengan tersangka dukun pengganda uang di Banjarnegara itu. Terlebih lagi, keterangan tersangka hingga kini masih kerap berubah-ubah.

“Yang pasti, tersangka ini mengaku para korban ini berasal dari beberapa daerah, mulai dari Tasikmalaya, Cirebon, Palembang, Jakarta, Lampung, dan Sukabumi,” katanya.

Meski dua korban lagi sudah diakui oleh tersangka sebagai Irsyad dan istrinya, polisi masih tetap harus melakukan uji forensik dengan keluarga korban.

“Untuk yang merasa kehilangan dan ada kaitannya dengan korban, maka pelapor bisa melengkapi dengan data-data. Minimal ijazah korban, foto korban sat masih hidup, syukur ada foto yang terlihat giginya,” terang Kapolres Banjarnegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya