Jateng
Selasa, 4 April 2023 - 19:48 WIB

Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Belasan Orang, Ini Kata Sosiolog Unnes

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara saat digelandang polisi di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4/2023). (Instagram @polresbanjarnegara)

Solopos.com, SEMARANG — Masyarakat Jawa Tengah (Jateng), khususnya Banjarnegara, tengah dihebohkan dengan aksi sadis TH alias Mbah Slamet, seorang dukun pengganda uang yang menghabisi nyawa korbannya mencapai belasan orang. Peristiwa itu pun mengundang perhatian berbagai kalangan, salah satunya pakar sosiologi atau sosiolog dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Fulia Aji Gustaman.

Fulia mengatakan dusta penggandaan uang oleh dukun masih akan terus terjadi meski zaman berkembang semakin modern. Perkembangan teknologi informasi menurutnya justru akan mempermudah para pelaku dalam menjaring korbannya. Sementara desakan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat di zaman yang sudah maju ini juga membuat sebagian orang berpikir irasional dalam upaya meraih rezeki.

Advertisement

Aji menilai kebutuhan hidup menjadi latar belakang utama munculnya korban dukun pengganda uang seperti yang terjadi di Banjarnegara. “Semakin kompleksnya kebutuhan dan terbatasnya lapangan kerja, mendorong masyarakat untuk mencari sesuatu yang instan,” kata dosen di Fakultas Ilmu Sosial Unnes itu.

Aji juga mengatakan, mudahnya akses informasi tidak serta-merta membuat masyarakat teredukasi untuk bisa berpikir rasional. Menurutnya, apa yang dilihat dari internet justru memungkinkan masyarakat mudah tergiur dan kemudian mengambil tindakan yang tidak logis.

“Semua bisa dilihat didengar serta bisa di-publish. Kalau ada unggahan tentang penggandaan uang, orang yang terdesak kebutuhannya akan mudah tergiur,” jelasnya.

Advertisement

“Di sisi lain, ada tindakan yang tak bertanggung jawab dari oknum-oknum ini. Melihat adanya peluang, mereka tak sungkan mengaku-ngaku bisa menggandakan uang dan membuka praktik,” urai Aji

Tentang masih adanya praktik perdukunan, Aji menegaskan hal tersebut terjadi karena sebagian masyarakat di Indonesia masih mempercayainya. “Tidak bisa dipungkiri bahwa dukun memiliki kemampuan di luar logika itu sudah melekat di pikiran kita. Nah korbannya ya mereka yang sudah terdesak ini,” ungkapnya.

Aji sendiri berpesan agar masyarakat tetap waspada dengan iming-iming menjanjikan yang mereka dapati di media sosial. “Belajar dari yang terjadi di Banjarnegara sepertinya masyarakat sudah waspada. Tapi sekali lagi, desakan kebutuhan sesekali akan tetap membuat kita terlena. Salah satu cara menghindari hal serupa adalah tetap berpikir rasional,” tutupnya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, Mbah Slamet, seorang dukun pengganda uang terungkap telah menghabisi belasan nyawa korbannya. Para korban ini sebelumnya dijanjikan akan mendapat uang berlimpah dengan mengikuti ritual penggandaan uang yang diterapkan Mbah Slamet.

Dalam praktiknya, Mbah Slamet turut dibantu tangan kanannya yang mengunggah kemampuan dirinya dalam menggandakan uang melalui akun media sosial (medsos) Facebook.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif