SOLOPOS.COM - Polisi, BPBD, dan sukarelawan melakukan penggalian di area kebun Hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. (Istimewa/Dok. Polres Banjarnegara).

Solopos.com, SEMARANG — Sebagian identitas 12 korban pembunuhan berencana yang dilakukan seorang dukun pengganda uang bernama Slamet Tohari di Banjarnegara telah berhasil diidentifikasi polisi. Rata-rata, korban yang dikubur di jalan setapak hutan Dusun Talun, Wanayasa itu berumur 25-50 tahun.

Hal itu disampaikan Kapolda Jawa Tengah (Jateng), Irjen Pol. Ahmad Luthfi, saat ungkap kasus petasan dan dukun penggandaan uang Banjarnegara di Mapolda Jateng, Rabu (5/4/2023).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Ia mengatakan, 10 dari 12 korban telah selesai diidentifikasi. Terdapat satu mayat berhasil teridentifikasi sedangkan sembilan mayat lainnya belum diidentifikasi.

“Rinciannya ada satu mayat yang sudah diidentifikasi atas nama Paryanto. Sembilan mayat belum teridentifikasi. Dari sembilan itu, ada enam laki-laki, tiga perempuan. Rata-rata umurnya [mayat laki-laki] 40-50 tahun dan tiga perempuan usianya ada yang 25 tahun dan 35 tahun,” kata Irjen Pol. Luthfi.

Berdasarkan pemeriksaan Tim DVI dan pengakuan pelaku, jelas Kapolda Jateng, personelnya menemukan delapan lubang tanah yang berisi 12 mayat. Kemudian ada satu mayat yang terdeteksi sebagai warga Gunungkidul, DIY yang dikubur oleh Slamet di liang lahat nomor dua.

Lebih jauh, dua mayat yang teridentifikasi pasutri asal Tasikmalaya Jabar dikubur satu liang lahat di lubang nomor tiga. Selanjutnya, dua warga Jakarta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang dikubur satu liang di lubang nomor empat.

Ada pun dua warga Palembang salah satunya atas nama Mulyadi. Lalu yang terakhir dua warga Yogyakarta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dikubur satu liang di lubang nomor delapan.

“Jadi ada lima kuburan yang berisi dua mayat. Termasuk hasil pemeriksaan ada dua warga Tasikmalaya laki-laki perempuan yang dikubur liang nomor tiga. Satu liang dua mayat. Lalu sisanya tiga lubang isinya satu mayat,” jelasnya.

Bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya, Kapolda Jateng menyarankan supaya secepatnya melaporkan ke Polres Banjarnegara. Sebab, dengan adanya laporan dari warga, akan mempermudah Tim DVI dalam melakukan pemeriksaan antemortem.

“Kiranya masyarakat di area Yogyakarta, Jakarta atau Tasik yang merasa keluarganya hilang atau belum pulang segera hubungi personel kita ke Polres Banjarnegara untuk dilakukan tes ante mortem. Sehingga penyelidikan bisa tuntas,” kata Kapolda Jateng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya