Jateng
Kamis, 4 September 2014 - 04:50 WIB

KORBAN TERDAMPAK ERUPSI MERAPI : Ratusan Hunian Tetap di Magelang dan Sleman Belum Bisa Dibangun

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Hunian Tetap (Huntap) JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Hunian Tetap (Huntap) JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Kanalsemarang.com, MAGELANG—Ratusan hunian tetap bagi korban erupsi dan banjir lahar Gunung Merapi di Kabupaten Magelang dan Sleman belum bisa terbangun, kata penasihat Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak), Teguh M. Abduh.

Advertisement

Teguh menyebutkan di Kabupaten Magelang dari 746 rumah yang harus dibangun baru sekitar 465 rumah yang bisa dibangun dan di Kabupaten Sleman dari 2.800 rumah yang harus dibangun baru dibangun 2.040 rumah.

Ia mengatakan hal tersebut usai acara temu usaha membangun sinergi dan channeling pengembangan usaha mikro warga terdampak erupsi Merapi 2010 dan banjir lahar Kabupaten Magelang dan Boyolali di Magelang.

“Pembangunan hunian tetap bagi korban erupsi dan banjir lahar Merapi masih kurang banyak. Bukan karena tidak bisa membangun tetapi karena orangnya belum bersedia pindah, terutama warga Sleman,” katanya seperti dikutip Antara, Rabu (3/9/2014).

Advertisement

Ia menuturkan kalau Rekompak itu hanya membangun kesadaran para korban untuk turun, memahami tingkat bahayanya seperti apa.

“Kalau mereka sudah siap, baru dibangunkan huntap. Sisanya masih tinggal di daerah rawan bencana, jumlahnya sekitar 900-an,” katanya.

Mereka yang tinggal di daerah rawan bencana di Sleman ada di tiga dusun, di Kecamatan Cangkringan, yakni Dusun Srunen, Kalitengah Lor, dan Kalitengah Kidul, jumlahnya sekitar 500-an keluarga. Di Kabupaten Magelang, katanya, hampir semua di daerah bahaya banjir lahar dingin, antara lain Kecamatan Muntilan, Mungkid, Salam, dan Ngluwar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif