SOLOPOS.COM - Ilustrasi kasus korupsi (JIBI/Dok)

Ilustrasi kasus korupsi (Dok/JIBI)

Ilustrasi kasus korupsi (Dok/JIBI)

Korupsi bantuan sosial Kabupaten Kebumen menuai respons Ketua DPRD Jateng yang namanya sering dikaitkan dengan kasus tersebut. Ketua DPRD Jateng, Rukma Setyabudi berharap kasus ini tidak dipolitisasi 

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah Rukma Setyabudi berharap penanganan kasus korupsi bantuan sosial Kabupaten Kebumen 2008 tidak dipolitisasi pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.

“Menurut saya, jika sudah masuk ke ranah hukum jangan dipolitisasi karena yang mengkhawatirkan itu justru digunakan untuk kepentingan individu guna menyingkirkan atau memojokkan orang tertentu,” kata Rukma yang ditemui di ruang kerjanya di Semarang seperti dikutip Antara, Rabu (22/4/2015).

Hal tersebut disampaikan Rukma menanggapi adanya sejumlah pengurus DPC PDIP Purworejo yang mendatangi Mapolres Kebumen setelah mengetahui adanya penangkapan tersangka sekaligus saksi kunci kasus korupsi bansos Kebumen 2008 bernama Desi Akhiriyanto alias Bagong (42) oleh petugas gabungan.

Bagong yang pernah bekerja sebagai sopir pribadi Rukma Setyabudi itu masuk daftar pencarian orang (DPO) kepolisian dan kejaksaan dalam kasus korupsi bansos Kabupaten Kebumen 2008.

Rukma menilai DPD PDIP Jawa Tengah perlu melakukan evaluasi terhadap kader atau pengurus partai yang melakukan tindakan politisasi terhadap penanganan suatu kasus korupsi.

“Kita akan evaluasi, kalau benar ada pengurus-pengurus yang seperti itu tentu ada tindakan dari partai,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Jateng Bidang Komunikasi Politik itu.

Dalam kesempatan tersebut, Rukma mengaku terakhir bertemu dengan Bagong sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014.

“Dulu memang Bagong bekerja sebagai sopir pribadi saya pada 2004-2006, saya sekarang sudah tidak ada hubungan apapun dengan yang bersangkutan apalagi kasus korupsi yang tidak saya ketahui secara pasti itu terjadi 2008,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya