SOLOPOS.COM - Warga berusaha melewati genangan air akibat curah hujan ekstrem yang menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Kota Cilacap sejak Kamis (28/4/2023) malam hingga Jumat (29/4/2023) pagi. (Solopos.com-Istimewa).

Solopos.com, CILACAP — Sejumlah wilayah Kota Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), dilanda banjir dengan tinggi genangan mencapai dada orang dewasa atau sekitar 70 sentimeter pada Kamis (27/4/2023) malam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menyebut penyebab banjir di Kota Cilacap itu karena hujan yang cukup ekstrem.

“Berdasarkan pengamatan kami, hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem terjadi di Kabupaten Cilacap pada Kamis malam, dengan konsentrasi hujan ekstrem berada di wilayah Kota Cilacap,” ujar Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, Jumat (28/4/2023).

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Ia mengatakan hal itu diketahui dari data hujan yang terpantau di sejumlah pos pengamatan curah hujan menunjukkan adanya hujan ekstrem dengan curah lebih dari 150 milimeter, yakni di Stasiun Meteorologi Tunggul tercatat 356 milimeter, Gumilir tercatat 296 milimeter, Gunung Simping 250 milimeter, dan Jeruklegi 191 milimeter.

Menurut dia, curah hujan lebat yang berkisar 50-100 milimeter terpantau di Pos Meteorologi Bandara Tunggul Wulung sebesar 91 milimeter, Kampung Laut 37 milimeter, dan Cimanggu 23 milimeter.

“Hujan sangat lebat di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap atau wilayah Kota Cilacap terjadi mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 23.30 WIB. Hujan juga dsertai petir dan menyebabkan beberapa tempat terdampak banjir,” ujarnya.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan jika dilihat dari data statistik, jumlah curah hujan ekstrem, Kamis malam, melampaui hujan ekstrem yang pernah terjadi di Cilacap pada 7 Oktober 1992. Kala itu, curah hujan mencapai 341 milimeter.

30 Tahun

Menurut dia, dalam kondisi normal atau rata-rata curah hujan di Cilacap selama 30 tahun pada bulan April sebesar 313 milimeter dengan 23 hari hujan (normal).

“Kejadian hujan tadi malam adalah hujan ekstrem dengan total jumlah curah hujan 356 milimeter atau melampaui jumlah normalnya. Hujan turun dalam kurun waktu kurang lebih empat jam,” tegasnya.

Menurut dia, hal itu bisa dikatakan hujan yang seharusnya turun dalam rentang waktu sebulan namun turun hanya dalam waktu kurang lebih empat jam saja, sehingga tentunya membuat banyak genangan air yang terjadi di Kota Cilacap dan sekitarnya.

Ia mengatakan dari pantauan beberapa parameter cuaca bahwa data kelembapan berkisar antara 70-100 persen di sekitar lokasi yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan meningkat dan Indeks Labilitas yang cenderung labil di wilayah Jateng. Hal ini pun meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif yang mengakibatkan hujan sedang hingga ekstrem.

“Jadi, hujan ekstrem yang terjadi tadi malam dipicu oleh faktor lokal saja, karena adanya awan Cb (Cumulonimbus) akibat pemanasan yang intens pada siang hari,” jelasnya.

Teguh mengatakan berdasarkan peta sebaran curah hujan di wilayah Jateng pada hari Jumat, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir terutama pada malam dan pagi hari. Menurut dia, pola angin dominan bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan antara 5-30 kilometer per jam, suhu udara berkisar 25-32 derajat Celcius, dan kelembapan udara berkisar 70-97 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya