SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam, saat menjelaskan mengenai kualitas udara di Kota Semarang saat berada di kantornya, Senin (28/8/2023). (Solopos.com-Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mencatat beberapa hari terakhir kualitas udara di Kota Semarang tergolong mengkhawatirkan. Kondisi ini pun membuat puluhan ribu warga Kota Semarang terkena penyakit infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA.

Kepala DKK Semarang, Moch Abdul Hakam, mengatakan berdasarkan data iqair.com, tingkat polusi di Kota Semarang paada Jumat (25/8/2023) berwarna oranye dengan nilai 142 AQI (indeks kualitas udara), Sabtu (26/8/2023) oranye dengan nilai 120 AQI, dan Minggu (27/8/2023) indeks polusi berwarna kuning dengan nilai 100 AQI, dan Senin (28/8/2023) dengan tingkat polusi 80 AQI.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Indeks udara warna hijau pastinya yang kita inginkan karena memang kualitas udara yang kita hitung, yang kita nilai dan pantau melalui iqair.com yang menilai kualitas udara di seluruh dunia. Di Kota Semarang nilai yang bagus itu ada di bawah 50, tapi untuk indeks di atas 50 sampai ke 100 itu ada di angka sedang. Sedangkan di atas 100 itu sensitif terhadap seorang yang memiliki penyakit,” ujar Hakam kepada wartawan di kantornya, Senin (28/8/2023).

Hakam menyebut tidak semua wilayah di Kota Semarang memiliki tingkat polusi dengan warna kuning dan oranye, atau kualitas udara yang buruk. Masih ada beberapa lokasi yang tingkat polusi rendah, karena banyak pepohonan.

“Nah itu biasanya ada di daerah-daerah seperti Mijen, Gunung Pati yang memang tanamannya itu cukup banyak sehingga oksigen yang dihasilkan baik,” jelasnya.

Ia menjelaskan kualitas udara yang buruk bisa menyebabkan batuk, flu, pusing, bahkan ISPA. Catatan Dinkes Kota Semarang, pasien ISPA pada bulan Juli mencapai 20.987 orang, yang terdiri dari 9.197 laki-laki dan 11.790 perempuan.

“Untuk sampai Juli ada 11.790 untuk perempuan dan untuk laki-laki ada 9197 di bulan Juli 2023. Ini yang untuk ISPA kalau lihat ini sebelumnya kita juga kasus ini ada di rata-rata,” imbuhnya.

Kemudian, untuk jumlah pasien Bronkopneumonia pada bulan Juli 2023 yaitu ada 123 Laki-laki dan 136 perempuan.

“Sebenernya bulan Juli angka kasus Brpn [Bronkopneumonia], infeksi paru, cukup tinggi. Sampai bulan Juli itu yang tertinggi rawat inap masih Brpn. Sedangkan di klinik dan puskesmas itu ISPA,” jelasnya.

Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat terutama kelompok rentan untuk menerapkan hidup bersih seperti ketika pandemi Covid-19. Ia mengimbau masyarakat tetap memakai masker dan tidak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya