SOLOPOS.COM - Kepala Sekolah Semesta Bilingual Boarding School, Moh Haris, saat memberikan pernyataan kepada wartawan di sekolahnya, Jumat (29/7/2016). Pernyataan Haris itu membantah kabar yang diumumkan Kedutaan Besar Turki bahwa Semesta Bilingual Boarding School terkait dengan organisasi pimpinan Fethullah Gulen, yang dianggap sebagai dalang kudeta Turki. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Kudeta Turki ternyata berdampak pada salah seorang mahasiswi Indonesia jebolan Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang, Handita Lintang, yang saat ini ditahan Pemerintah Turki.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kepala Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang, Muhammad Harris, berharap mahasiswa Indonesia yang saat ini ditahan pemerintah Turki, Handita Lintang, segera dibebaskan. Harris menilai alumnus Sekolah Semesta Semarang itu tidak terlibat dalam gerakan atau organisasi pimpinan ulama Fethullah Gulen seperti yang disangkakan pemerintah Turki.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Handita merupakan alumnus Semesta dan saya yakin dia tidak terlibat dengan gerakan makar seperti yang dituduhkan pemerintah Turki. Oleh karenanya, kami berharap ia segera dibebaskan,” ujar Harris kepada Semarangpos.com, Minggu (7/8/2016).

Harris menjelaskan Handita Lintang merupa alumnus yang lulus Sekolah Semesta Semarang pada tahun 2013 lalu. Handita kini melanjutkan kuliah di salah satu universitas di Turki dan mengambil jurusan Pendidikan Biologi atas beasiswa dari yayasan pengelola Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang.

Saat kudeta Turki meletus 15 Juli lalu, Handita Lintang menjadi satu-satunya mahasiswa asal Indonesia yang ditahan pemerintah Turki. Ia dianggap terlibat asosiasi Parsaid yang merupakan organisasi milik Fethullah Gulen yang oleh pemerintah Turki dianggap sebagai dalang di balik kudeta itu.

“Dari informasi yang kami peroleh Handita merupakan satu-satunya mahasiswa Indonesia yang ditahan karena mendukung kudeta. Kabarnya ia akan disidangkan pada bulan September atau Oktober nanti,” ujar Harris.

Harris mengaku saat ini pihaknya tengah melobi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar Handita yang belajar di Turki atas biaya yayasan pengelola Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang bisa segera dibebaskan. Meski demikian, ia tidak bisa berbuat banyak agar mahasiswi asal Wonosobo itu bisa segera terlepas dari masalah yang dihadapinya.

“Kalau permasalahan itu sudah wewenang dari Kemenlu. Kami sebagai sekolah yang memberikan dia beasiswa hanya berharap dan meminta agar Handita mendapat perhatian secara khusus dari pemerintah [Indonesia],” ujar Harris.

Disinggung soal keterlibatan alumnus Sekolah Semesta Semarang itu dalam organisasi Gulen, Harris mengaku tidak tahu. Namun, sepengetahuannya, sejak lulus SMA, Handita jarang terlibat dengan organisasi politik dan lebih intens menimba ilmu di Turki.

Harris sempat pula mengimbau keluarga Handita di Wonosobo agar tetap tenang sambil menunggu kabar negosiasi pemerintah Indonesia dengan otoritas pemerintah Turki. “Untuk keluarga Handita di Wonosobo kami harap tetap tenang. Jangan panik, karena kami akan proaktif dalam memberi kabar perkembangan Handita di sana,” imbuh Kepala Sekolah Semesta Semarang itu.

Berdasarkan catatan Semarangpos.com, Harris sebelumnya sengit membantah masih adanya hubungan Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang dengan pihak-pihak di Turki. Menurut dia, kini sekolah itu menjalin hubungan dengan lembaga pendididkan di Amerika Serikat (AS) untuk mendukung sifat internasional pendidikannya. 

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya