SOLOPOS.COM - Ilustrasi lembaga pendidikan binaan Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Pasiad) di Indonesia. (semestaschool.sch.id)

Kudeta Turki berbuntut dengan tuduhan pemerintah setempat terhadap Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang sebagai bagian dari terorisme karena disokong organisasi pimpinan ulama Fethullah Gulen yang mengotaki kudeta tersebut.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kepala Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang, M. Harris, bisa saja mengklaim kerja sama pengelolaan sekolahnya dengan Turki sudah berakhir sejak 2015 dan kini bekerja sama dengan Amerika Serikat. Nyatanya, hingga akhir tahun ajaran lalu, Sekolah Semesta Semarang itu masih menjalankan tradisi mengirim lulusan terbaik ke Turki.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Pejabat Humas Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang, Nur Rochim, mengakui sekolah tempatnya bekerja itu setiap tahun selalu memberikan beasiswa lulusan terbaik untuk melanjutkan pendidikan di Turki. “Setiap tahun kami selalu memberangkatkan siswa ke Turki. Tahun lalu, ada 10 anak. Tahun ini rencana ada delapan, tapi ternyata batal,” ungkap Nur Rochim.

Pengiriman lulusan terbaik Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang ke Turki itu sesuai dengan tradisi sekolah-sekolah binaan Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Pasiad), organisasi nonpemerintah yang digerakkan masyarakat Turki. Pasiad atau Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association itu lama bekerja sama dengan pihak-pihak Indonesia mendirikan sejumlah lembaga pendidikan yang dikenal dengan Sekolah Indonesia-Turki.

Namun fakta itu, Jumat (29/7/2016) lalu, dibantah Kepala Sekolah Semesta Semarang, M. Harris. Ia mengklaim kerja sama dengan Pasiad itu sudah berakhir sejak 2015. Sebagai gantinya, Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang di bawah Yayasan Al Firdaus Indonesia kini bekerja sama dengan Fulton Science Academy Private School di Georgia, Amerika Serikat.

Kendati Harris selaku kepala Sekolah Semesta Semarang, berkilah kerja sama dengan Turki berakhir tahun 2016, pada kenyataannya, hingga akhir tahun ajaran 2015-2016, Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang tetap melanjutkan tradisi mengirimkan lulusan terkaik ke Turki. Kalaupun tradisi itu batal dilaksanakan pada tahun ajaran ini, maka Harris, Senin (1/8/2016), mengakui hal itu semata-mata karena terjadi kudeta di Turki sehingga situasi negeri itu dinilai tak lagi kondusif untuk belajar.

Apapun alasan yang dikemukakan Harris, kini delapan lulusan Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang yang batal dikirim belajar gratis di Turki itu sudah terlambat untuk berebut dengan sesama lulusan lain sekolah menegah atas mendapatkan bangku perguruan tinggi negeri (PTN). Kesempatan yang masih terbuka bagi kedelapan lulusan Sekolah Semesta Semarang itu kini hanyalah gelombang akhir pendaftaran perguruan tinggi sawsta (PTS).

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya