Jateng
Kamis, 13 Mei 2021 - 08:00 WIB

Kue Lebaran Khas Pemalang Ini Kini Sudah Jarang Ditemui

Yesaya Wisnu  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kue Amprut (Youtube Resep Mama Nizar)

Solopos.com, PEMALANG — Di jaman modern ini, dalam setiap perayaan Hari Raya Idul Fitiri, masyarakat lebih cenderung menyuguhkan kue-kue ‘impor,’ sebut saja kastangel, nastar, lapis legit dan kue-kue lain yang merupakan peninggalan kolonial

Di Pemalang, terdapat kue lokal yang dulu sering disajikan saat perayaan Idul Fitri. Kue Amprut atau dikenal juga sebagai kue sagon dulunya kerap beredar dan menghiasi sajian di setiap perayaan Lebaran.

Advertisement

Melansir dari situs Okezone.com, Rabu (12/5/2021), Kue Amprut ini biasanya dimakan sebelum sungkeman kepada orangtua. Secara filosofi memakan Kue Amprut sebelum sungkem  itu tanda keseriusan untuk meminta maaf.

Baca Juga : Ganjar Minta Pengelola Wisata Batasi Pengunjung 30%

Advertisement

Baca Juga : Ganjar Minta Pengelola Wisata Batasi Pengunjung 30%

Teknisnya,  memakan Kue Amprut memerlukan keseriusan  agar tidak tersedak. Sama halnya saat sungkeman untuk minta maaf harus serius seperti makan Kue Amprut. Tidak boleh main-main, harus fokus dan penuh sopan santun.

Namun kini hanya sedikit warga yang masih menyuguhkan Kue Amprut saat Lebaran. Cara membuatnya yang membutuhkan waktu lama dan agak sulit secara teknis membuat panganan ini mulai ditinggalkan.

Advertisement

Baca Juga : Alhamdulillah, 1.159 Perusahaan di Jateng Telah Bayar THR

Secara teknis, cara membuatnya tidak begitu susah, tepung ketan dan kelapa parut disangrai hingga kering dan ringan. Proses sangrai ini dilakukan sendiri-sendiri, tidak dengan dicampur. Setelah kering, sisihkan tepung ketan dan parutan kelapa.

Proses sangrai ini membutuhkan waktu 1-1,5 jam untuk mendapatkan tekstur ringan dan kering dari tepung ketan dan kelapa parut.  Proses inilah yang membuat orang enggan untuk membuat Kue Amprut, karena proses pembuatannya cukup lama

Advertisement

Kemudian masukan gula dalam wadah parutan kelapa yang sudah disangrai dan aduk hingga tercampur rata. Setelah itu campurkan tepung ketan yang sudah disangrai dan aduk hingga tercampur rata.

Baca Juga : Sedapnya Lontong Dekem Pemalang, 1 Piring Pasti Kurang

Setelah itu, masukan adonan dalam cetakan  kue yang sudah dibersihkan sebelumnya, tekan-tekan sampai adonan merata dalam cetakan, lalu panggang dalam oven panas selama 15 menit. Tektur dari kue ini renyah dan berwarna putih karena tekstur adonannya memang kering dari awal.

Advertisement
Titi Faryanti, Penjual Kue Amprut (Okezone.com)

Salah satu yang masih melestarikan Kue Amprut ini adalah Titi Faryanti, pemilik dari sebuah toko cemilan khas Pemalang yang berlokasi di Perumahan Sugihwaras Indah No. 61 Pemalang. Pelanggannya yang kebanyakan dari luar kota banyak yang mencari Kue Amprut ini.

Kue Amprut ini dijual Rp20.000 per toples dengan berat seperempat kilogram. Karena teksturnya kering sehingga panganan ini bisa bertahan hingga 6 bulan. Rasa dari kue ini dominan gurih dan manis. Rasa gurihnya berasal dari parutan kelapa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif