Jateng
Kamis, 30 September 2021 - 16:51 WIB

Kuliner Ekstrem Jateng: Oseng-Oseng Ungker Jati Khas Blora, Gurih Nyoi

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Oseng Oseng Ungker (Instagram/@arree.ree)

Solopos.com, BLORA — Pernahkah mendengar kata ungker? Sudah pasti banyak yang belum begitu familiar dengan kata ini dan bahkan tidak tahu apa itu ungker. Ungker merupakan bahan baku dari salah satu kuliner ekstrem di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Blora.

Wilayah Kabupaten Blora dikenal memiliki hutan jati yang lebat. Setiap tahun pada masa peralihan musim dari musim kemarau ke musim penghujan, warga di sekitar hutan jati selalu panen ungker. Ungker adalah kepompong  dari ulat daun pohon jati. Daerah lain di Jawa Tengah, seperti Soloraya menyebutnya sebagai enthung.

Advertisement

Dikutip dari Liputan6.com, Rabu (29/9/2021), meski tergolong sebagai hama, kemunculan ungker ini dinantikan banyak orang untuk dijadikan sajian lezat khas Kabupaten Blora, yaitu Oseng-Oseng Ungker  yang kini kian langka. Kondisi geografis Kabupaten Blora yang berada di perbukitan kapur dan masih banyak terdapat hutan pohon jati menjadi salah satu produsen kuliner ekstrem yang satu ini.

Pada awal musim penghujan yang umum terjadi di bulan November hingga Desember, daun pohon jati mulai tumbuh setelah sebelumnya meranggas di musim kemarau. Saat daun jati bersemi itulah, ulat-ulat mulai merajalela memakan dedaunan hingga tersisa tangkainya yang membuat pohon jati akan terlihat gundul.

Advertisement

Pada awal musim penghujan yang umum terjadi di bulan November hingga Desember, daun pohon jati mulai tumbuh setelah sebelumnya meranggas di musim kemarau. Saat daun jati bersemi itulah, ulat-ulat mulai merajalela memakan dedaunan hingga tersisa tangkainya yang membuat pohon jati akan terlihat gundul.

Baca Juga: Dosen STIE Solo, Irwan Christanto Raih Gelar Doktor dari DM FEB UKSW

Namun banyaknya ulat yang menerang daun pohon jati justru dipanen oleh warga sekitar untuk dijadikan bahan makanan yang dikenal dengan oseng-oseng ungker. Ungker atau kepompong berwarna coklat tua dengan ukuran satu hingga dua sentimeter ini diyakini mengandung protein yang tinggi

Advertisement

Cara Membuat Oseng-Oseng Ungker dan Kandungan Gizi Ungker

Dilansir Okezone.com, mendapatkan ungker ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Para pemburu harus sabar memilah daun jati kering yang sudah berguguran di tanah untuk mendapatkan ulat tersebut. Ulat berwarna keemasan ini biasanya bersembunyi di balik daun jati yang melingkar.

Baca Juga: Ada Objek Wisata Baru di Semarang, Tawarkan Sensasi Joging di Hutan

Karena sulitnya mencari ungker, harganya pun menjadi relatif  mahal, yakni Rp100.000 hingga Rp150.000 per kilogram. Dihimpun dari berbagai sumber, menu kuliner ekstrem di Jateng khas Kabupaten Blora ini bisa dicoba di rumah selama memiliki bahan dasar berupa ungker.

Advertisement

Bahan yang dibutuhkan untuk memasaknya adalah dua gelas ungker yang telah dibersihkan dan telah direndam air panas, 10 lembar daun kedondong, satu lembar daun salam, satu ruas lengkuas, garam, dan gula secukupnya. Sedangkan untuk bumbu tumisan terdiri dari delapan suing bawang merah yang diiris tipis, empat suing bawang putuh yang juga diiris tipis,  10 cabai rawit yang dipotong sesuai selera.

Baca juga: Sirkuit di Boyolali Berkelas Internasional, Tak Kalah dari Mandalika

Cara membuatnya diawali dengan menumis semua bumbu ke dalam minyak panas hingga harum. Kemudian masukkan daun salam, lengkuas, dan ungker lalu aduk hingga merata. Tambahkan gula, garam dan daun kedondong lalu tambahkan sedikit air. Biarkan sampai lima menit hingga bumbu meresap dan air berkurang. Setelah itu bisa disantap dengan nasi hangat.

Advertisement

Meski terlihat aneh, siapa sangka ulat yang satu ini rupanya memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) di Bandung menunjukan ungker mengandung protein, mineral, vitamin, lemak dan karbohidrat. Namun seperti yang disebutkan sebelumnya, konsumsi ungker ini harus dibatasi karena dapat menimbulkan alergi, seperti gatal-gatal pada lidah dan rongga mulut dan juga reaksi lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif