SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung memeriksa sapi di Pasar Hewan Temanggung. (Solopos.com-Antara/Heru Suyitno)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Jumlah pasar hewan di Jawa Tengah (Jateng) yang ditutup akibat persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terus bertambah. Setelah pekan lalu, seluruh pasar hewan di Kabupaten Kendal ditutup, kali ini hal serupa juga terjadi di Kabupaten Temanggung.

Pemerintah Kabupaten Temanggung bahkan telah menginstruksikan untuk menutup sementara pasar hewan di daerahnya mulai 9-22 Juni 2022. Penutupan pasar hewan itu dilakukan guna mengantisipasi persebaran PMK.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Bupati Temanggung, M. Al Khadziq, mengatakan mulai Kamis-Rabu (9-22/6/2022), atau selama 14 hari sejumlah pasar hewan di Temanggung ditutup sebagai upaya antisipasi agar kasus PMK tidak berkembang.

Ia menyebutkan kasus PMK di Temanggung akhir-akhir ini terdeteksi dan mengalami perkembangan. Jika sebelumnya ada 149 sapi yang terjangkit PMK, kini telah bertambah menjadii 155 kasus.

“Angka kasus PMK masih tren kenaikan sehingga Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung mengambil langkah menutup pasar hewan yang ada di Kabupaten Temanggung,” katanya.

Baca juga: Waduh! Seluruh Pasar Hewan di Kendal Ditutup 15 Hari, Ini Penyebabnya

Khadziq berharap dengan penutupan pasar hewan tersebut PMK tidak terus menyebar dan memasuki bulan Zulhijah atau Iduladha nanti kasusnya berkurang. Dengan demikian, tidak akan muncul kekhawatiran masyarakat dalam pengadaan hewan kurban.

Menurut dia, saat ini tim dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan dan dari lintas sektor, baik dari Polres maupun Kodim terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan di lapangan untuk pencegahan penularan PMK.

“Sampai sekarang belum ditemukan sapi mati di Temanggung karena PMK. Tetapi, sapi yang kondisi kesehatannya mengkhawatirkan kemudian disembelih itu sekitar 10 ekor. Penularan ke binatang lain seperti kambing atau domba belum ditemukan dan kami terus waspada dan berhati-hati mencermati setiap perkembangan yang terjadi dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan supaya tidak merugikan masyarakat,” katanya.

Baca juga: Ratusan Sapi Terpapar PMK, Bupati Ponorogo Tutup Pasar Hewan

Ia meminta peternak maupun pedagang ternak serta masyarakat pada umumnya bisa memahami kondisi tersebut. Penutupan pasar hewan ini, kata dia, memang sebuah keputusan yang tidak enak, tetapi terpaksa harus dilakukan demi pengamanan agar ternak masyarakat tidak semakin banyak tertular PMK.

“Karena kalau semakin banyak yang tertular masyarakat sendiri yang akan mengalami kerugian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya