Jateng
Senin, 23 Agustus 2021 - 11:06 WIB

Layang-Layang Naga Ini Hasil Kreasi Perempuan Asal Blora

Newswire  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Purwati membuat layang-layang naga sepanjang 100 meter di rumahnya. (Blorakab.go.id)

Solopos.com, BLORA — Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat Purwati, 37, warga RT 003/RW 002 Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, untuk berkarya. Berbekal hobi dan keterampilan yang dimiliki, istri Istajib, 40, itu menekuni pembuatan layang-layang naga.

Mengutip Blorakab.go.id, Senin (23/8/2021), Purwati mengerjakan sendiri mulai menyiapkan bahan, membentuk kepala naga, ekor, pewarnaan karakter hingga pernik lainnya. Di rumahnya di Desa Kamolan, perempuan ini mampu membuat layangan dengan dimensi panjanghingga 100 meter (diamater 33 cm ) dan 50 meter (diamater 20 cm).

Advertisement

“Kebetulan saya dan suami sama-sama hobi layang-layang. Hobi terus tertarik iseng-iseng bikin. Karena modalnya lumayan, lalu saya berfikir, bagaimana bisa punya sendiri, lantas saya buat sendiri,” ucap Purwati.

Baca Juga : Loji Kluntung, Tempat Persembunyian Era Perang Penjajahan

Ia menyebut, selain untuk koleksi sendiri, dirinya melayani pesanan dan dipromosikan secara online. “Bahan-bahannya, kalau untuk kepala naga tiga dimensi, spoon hati dan busa serta kain kaus yang digunakan untuk pelitur. Kalau rangka kepala, pakai bambu,” terangnya.

Advertisement

Dari proses pembuatan hingga siap diterbangkan, Purwati membutuhkan waktu lebih kurang tiga bulan. “Tapi kalau dari bambu bisa lebih dari tiga bulan. Kalau dari bahan fiber, saya buat sekitar tiga bulan,” tambahnya.

Layang-layang naga diameter 30 cm, bahan bambu buatan Purwati dijual dengan harga Rp800.000  per layangan. Sedangkan yang pakai bahan fiber dibanderol dengan harga Rp1.500.000  per layangan. “Selain pemasaran online, saya setiap sore juga stay di belakang Kantor Kecamatan Blora untuk memainkan, untuk memikat orang lewat,” terangnya.

Baca Juga : Stasiun Blora, Saksi Bisu Majunya Sumur Kota Minyak

Advertisement

Jadi, tambah Purwati, dengan memainkan layang-layang naga buatannya, orang tertarik dan tanya kemudian memesannya. “Saya buat layang-layang naga ini dari tahun lalu, dari ada lomba layang-layang. Masih berkarya di masa pandemi ini, Alhamdulillah bisa menambah omzet,” kata dia.

Ia mengaku tidak ada kendala selama proses hingga selesai pembuatan layang-layang naga. “Tidak ada kendala. Saya kan ibu rumah tangga, jadi kalau waktu luang saya kerjakan,” imbuhnya.

Tidak hanya pemesan dari dalam kabupaten Blora, tetapi juga luar kabupaten Blora seperti Pekalongan dan bebera kabupaten lainnya. Sementara itu, Istajib, suami Purwati, mendukung usaha istrinya. “Sangat mendukung, sama-sama hobi main layang-layang. Bahkan hampir tiap sore saya dan beberapa kawan main layang-layang naga sambil promosi,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk memainkan layang-layang naga dipengaruhi oleh angin. “Angin sangat berpengaruh untuk bisa main layang-layang sehingga bisa cepat diterbangkan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif