SOLOPOS.COM - Ilustrasi gerakan koperasi (Bisnis.com)

Ilustrasi gerakan koperasi (Bisnis.com)

Ilustrasi gerakan koperasi (Bisnis.com)

Kanalsemarang.com, KUDUS—Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Kudus Bambang Tri Waluyo mengungkapkan sebanyak 77 koperasi dari 516 koperasi yang ada di Kabupaten Kudus dinyatakan kurang sehat.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

“Selain ada yang kurang sehat hingga kini tercatat ada puluhan koperasi yang tidak aktif dan tinggal papan nama,” ujarnya seperti dikutip Antara, Selasa (2/9/2014).

Koperasi kurang sehat dan tidak aktif tersebut, kata dia, sebagian besar bergerak di bidang usaha simpan pinjam.

Jumlah koperasi simpan pinjam, lanjut dia, bisa mencapai 80 persen dari total yang ada, sedangkan koperasi lainnya bergerak di bidang jasa, produksi dan konsumsi.

Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan koperasi tidak bisa berjalan dengan baik sehingga divonis kurang sehat, salah satunya karena karena faktor pengurusnya yang sudah tua dan modal yang dimiliki juga terbatas.

Kondisi tersebut, kata dia, mengakibatkan koperasi tersebut kalah bersaing dengan pemodal lain yang bergerak di bidang usaha yang sama.

Seharusnya, kata dia, setiap koperasi tidak hanya didukung permodalan yang besar, melainkan harus didukung pula ketersediaan sumber daya manusia yang memadai dan berkualitas.

“Artinya, pengurus koperasi yang usianya sudah tua harus ada proses regenerasi agar pengelolaannya juga lebih baik lagi, terutama dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat,” ujarnya.

Ada pula koperasi yang tidak aktif karena disebabkan perusahaan yang menaungi mengalami kebangkrutan.

“Sejumlah koperasi yang tidak aktif dan ingin aktif kembali, kami siap memfasilitasi dan memberikan pembinaan,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, dari 516 koperasi di Kudus yang benar-benar aktif dan kuat secara modal dengan manajemen profesional tercatat hanya 251 koperasi, cukup sehat 147 koperasi, dan selebihnya kurang sehat dan tinggal papan nama.

Untuk memantau perkembangan semua koperasi yang ada di Kudus, katanya, setiap tahun dilakukan evaluasi dan penilaian tingkat kesehatannya.

Penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui kinerja, kelayakan usaha, dan keberlangsungan hidup koperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya