Jateng
Minggu, 19 Desember 2021 - 07:33 WIB

Lokalisasi Ditutup, Begini Nasib PSK Sunan Kuning Semarang

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi online (Instagram/@mediabantencom)

Solopos.com, SEMARANG  — Meskipun kini tempat lokalisasi Argorejo atau yang dikenal dengan sebutan lokalisasi makam Sunan Kuning telah ditutup sejak Oktober 2019 silam, prostitusi di Kota Semarang tidak lantas redup. Dengan adanya kemajuan teknologi, prostitusi yang dulunya terpusat di satu area lokalisasi justru sekarang menjamur di dunia maya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui video di sebuah kanal Youtube, Jumat (17/12/2021), praktik prostitusi di dunia digital semakin marak melalui platform pesan instan MiChat. Melalui platform pesan instan tersebut, para wanita tuna susila (WTS) atau penjaja jasa seks dan calon pelanggannya melakukan negosiasi hingga akhirnya menghasilkan kesepakatan.

Advertisement

Mereka juga biasanya melakukan tindakan prostitusi dengan memesan kamar hotel yang sudah disepakati dalam percakapan di aplikasi MiChat tersebut. Ketua Paguyuban Karaoke Argorejo, Rohmad, membenarkan adanya praktek prostitusi di dunia maya tersebut sejak dilakukan penutupan kegiatan prostitusi di Jl. Argorejo yang dekat dengan wisata religi makam Sunan Kuning.

Baca Juga: Asale Kawasan Makam Sunan Kuning Dikenal Sebagai Tempat Lokalisasi

Advertisement

Baca Juga: Asale Kawasan Makam Sunan Kuning Dikenal Sebagai Tempat Lokalisasi

Sebelumnya, saat lokalisasi Argorejo masih berjalan, para WTS yang memberikan jasa seks ini tetap dipantau kesehatannya karena mereka masih dalam sebuah naungan. Namun sejak aktivitas prostitusi di lokalisasi Argorejo ditutup, para WTS tersebut akhirnya menggunakan jalan pintas dengan tetap melakukan pekerjaannya sebagai penjaja seks melalui platform digital secara mandiri sehingga tidak ada pantauan terhadap kondisi kesehatan mereka.

Rohmad juga mengatakan sejak dilakukan penutupan, area jalan Argorejo bersih dari para PSK Sunan Kuning yang menjajakan jasa seksnya. Kalaupun ada, hanya seglintir saja dan itupun sifatnya terselubung atau tidak dinaungi oleh mucikari secara kolektif. Biasanya mereka menggunakan sistem booking kamar hotel untuk melakukan kegiatan prostitusi.

Advertisement

Baca Juga: Lampor, Mitos Keranda Terbang Pemburu Pelaku Kekejian

Hal ini juga terkait akan keprihatinan kondisi kesehatan para WTS tersebut yang bisa beresiko tinggi terhadap orang banyak, apalagi saat ini tengah dalam kondisi pandemi yang belum usai. Seperti yang sudah diberitakan Solopos.com, Lokalisasi Panti Resosialisasi Argorejo atau yang dikenal dengan lokalisasi Makam Sunan Kuning resmi ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada 18 Oktober 2019 silam. Penutupan ini berkaitan dengan target Indonesia Bebas Prostitusi 2019.

Penutupan ini dilakukan dengan pembacaan ikrar oleh perwakilan warga binaan yang dipimpin Ketua Resosialisasi Argorejo, Sunwani. Mereka berikrar untuk bersedia meninggalkan pekerjaan sebagai WTS.

Advertisement

Tercatat, di tempat tersebut ada sekitar 448 PSK Sunan Kuning dan mereka telah dibekali Pemkot Semarang dengan pelatihan keterampilan dan selanjutnya akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Para warga binaan tersebut juga mendapatkan tali asih yang dapat digunakan sebagai modal untuk membuka usaha di tempat asalnya nanti.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Bandara Ngloram di Blora, Intip Fasilitasnya…

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menyampaikan pesan kepada para mantan WTS, khususnya yang berasal dari luar kota Semarang untuk melakukan pekerjaan yang halal dan sehat saat kembali ke kampung halaman.

Advertisement

Bagi mantan WTS yang merupakan warga Kota Semarang, masih bisa memanfaatkan fasilitas Pemkot, seperti Kredit Wibawa, pelatihan-pelatihan atau bahkan upaya-upaya untuk berwirausaha.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif