Longsor Semarang terjadi di jalur alternatif Ungaran-Semarang.
Semarangpos.com, SEMARANG – Hujan deras yang acap mengguyur wilayah Semarang dan sekitarnya ternyata berdampak negatif terhadap akses jalan warga di daerah itu. Salah satunya terlihat di jalur alternatif yang menghubungkan wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Semarang, tepatnya di Desa Jabungan, Kecamatan Banyumanik.
Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak
Jalan di wilayah itu ambles sepanjang dua meter dan mengakibatkan longsor akibat guyuran hujan yang terjadi dua hari belakangan ini,
Rabu (27/1/2016) dan Kamis (28/1/2016).
Salah satu warga setempat, Dito, 31 tahun, mengaku ancaman potensi longsor sebenarnya sudah terlihat sejak Selasa (26/1/2016). Saat itu,
setelah hujan lebat jalannya di lokasi tersebut terlihat retak.
“Saat Rabu sudah terlihat longsor, tapi masih dalam skala kecil. Bahkan, Kamis pagi saat saya berangkat bekerja longsornya belum terlihat parah. Baru pada sore harinya, longsornya benar-benar terlihat membesar dan semakin parah,” ujar pria yang mengaku tinggal di
Perum Tembalang Pesona Asri itu kepada Semarangpos.com, Jumat (29/1/2016).
Musibah tanah longsor itu tidak menyebabkan korban jiwa. Terlebih lagi, longsor cukup jauh dari pemukiman warga.
Kendati demikian, akses warga di sekitar wilayah itu sedikit terhambat. Warga yang hendak pergi menuju ke arah Semarang dari
Banyumanik, maupun dari Banyumanik ke Ungaran pun harus bergantian menggunakan jalur di sisi sebelahnya yang berpotensi kemacetan.
“Memang tidak parah, tapi kalau dibiarkan terus bisa gawat. Apalagi kalau sampai terputus. Bisa-bisa warga yang mau ke Semarang maupun Ungaran harus memutar dan menempuh jarak sekitar 10 kilometer lebih,” ujar warga lainnya, Amir.