SOLOPOS.COM - Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Kealumnian UKSW, Yafet Yosafet Wilben Rossy (kiri), saat menggelar konferensi pers terkait nasib mahasiswa Pegunungan Bintang Papua di Rumah Noto UKSW, Kamis (9/2/2023). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), tidak menutup mata atas permasalahan yang menimpa mahasiswa asal Pegunungan Bintang, Papua, yang kini tengah kehabisan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Kealumunian UKSW Salatiga, Yafet Yosafet Wilben Rossy, mengaku pihaknya saat ini telah memberikan bantuan kepada paara mahasiswa asal Papua itu, salah satunya dalam bentuk kelonggaran biaya kuliah dan juga beasiswa.

Bahkan, UKSW Salatiga juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang Papua dalam memberikan beasiswa kepada mahasiswanya. Berkat kerja sama itu, Pemkab Pegunungaan Bintang juga terus mengirimkan putra daerah untuk menempuh pendidikan di UKSW sejak tahun ajaran 2021/2022.

“Tahun 2021/2022 ada 100 mahasiswa, tahun berikutnya 100 mahasiswa ditambah 10 mahasiswa. Jadi, total ada 210 mahasiswa [Pegunungan Bintang] yang kuliah di UKSW,” jelasnya kepada wartawan di Rumah Noto UKSW, Kamis (9/2/2023).

Dikatakan sejak memulai kerja sama tahun pertama, UKSW telah mendapatkan dana Rp1,5 miliar dari Pemkab Pegunungan Bintang. Sedangkan pada tahun kedua, dana yang ditransfer mencapai Rp3 miliar.

“Seluruh dana ini dipakai untuk membantu adik-adik kita [mahasiswa UKSW asal Pegunungan Bintang], terutama untuk biaya hidup bulanan mereka yang mencapai Rp1,5 juta per bulan. Jadi, uang itu kami kembalikan lagi ke mahasiswa,” jelasnya.

Yosafet mengungkapkan persoalan kesulitan biaya kebutuhan hidup mahasiswa Pegunungan Bintang itu karena kiriman uang dari pemerintah setempat tersendat. Meski demikian, UKSW mengaku tetap memberikan kelonggaran terhadap mahasiswa asal daerah Papua itu untuk tetap melanjutkan studinya.

“Sampai posisi sekarang ini tidak ada lagi dana yang tersisa yang dikirim untuk biaya hidup dari temen-temen mahasiswa, bahkan sudah minus Rp200 juta,” tambahnya.

UKSW juga telah melakukan pertemuan dengan Pemkab Pegunungan Bintang terkait persoalan yang menimpa mahasiswa tersebut. Dari hasil pertemuan itu disepakati Pemkab Pegunungan Bintang dan UKSW akan melanjutkan proses kerj sama.

Meski demikian, UKSW meminta Pemkab Pegunungan Bintang untuk segera memenuhi kewajibannya agar tidak terjadi lagi persoalan seperti yang menimpa para mahasiswa asal Papua itu.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 200 mahasiswa asal Pegunungan Bintang Papua yang berada di Salatiga mengalami kesulitan keuangan. Mereka tidak memiliki biaya untuk makan sehari-hari, membayar kuliah, dan juga membayar uang sewa indekos.

Atas persoalan itu, Pemkot Salatiga juga telah memberikan bantuan sembako kepada mahasiswa UKSW asal Pegunungan Bintang, Papua. Bantuan itu dserahkan langsung Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi, di Pendapa Pakuwon Pemkot Salatiga, Selasa (7/2/2023) malam.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya