SOLOPOS.COM - Nur Ismail saat menyeduh kopi di atas motor Astrea Grand antik miliknya di jalan Sraten-Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Nur Ismail, seorang mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Salatiga menyulap motor Astrea Grand antik miliknya jadi warung kopi keliling.

Hasil penjualan kopi yang lumayan mengakibatkan Nur Ismail sudah jarang minta uang makan kepada orangtuanya.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Ismail mengatakan ide awal membuat kopi keliling terinspirasi dari konten media sosial (medsos). Di konten tersebut banyak anak-anak muda yang berjualan kopi keliling dengan menggunakan motor antik.

“Kebetulan saya punya motor Grand tahun 1993 juga. Saya buat kopi keliling cukup estetik juga,” kata Ismail kepada Solopos.com, Jumat (23/6/2023).

Motor yang berusia lebih tua darinya itu selalu menemani Ismail berjualan kopi keliling. Tak jarang beberapa pembelinya juga berfoto dengan motornya.

“Ada juga pembeli yang sengaja datang untuk membuat konten-konten Instagram dan TikTok juga,” kata pemuda asal Temanggung ini.

Ismail memilih tempat berjualan di pinggiran sawah di jalan Sraten-Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Selain pemandangan hamparan sawah, di tempat itu juga terlihat jelas deretan perbukitan Gunung Telomoyo.

“Tempatnya bagus. Cocok untuk anak-anak muda menikmati suasana sunset dengan ngopi,” ungkap dia.

Ismail membeberkan modal awal menyulap motornya menjadi warung kopi keliling senilai Rp800.000. Duit itu digunakan membeli kotak untuk menyeduh kopi, kompor portabel, gelas, dan macam-macam kopi.

“Saya jual per gelas Rp5.000. Sehari bisa mencapai 20 gelas. Itu dari sore di Sraten. Kalau malam di sekitar Lapangan Pancasila Salatiga,” ungkapnya.

Dari hasil berjualan itu, Ismail mengaku sudah jarang meminta ke orang tua untuk ongkos makan ketika ada di Salatiga. Menurutnya sebagai mahasiswa harus inovatif melihat peluang yang menghasilkan uang.

“Selain itu juga jangan malu karena ke depannya setelah lulus kuliah ya akan bekerja. Ya ini untuk belajar berbisnis juga,” bebernya.

Dalam mengatur waktu kuliahnya, Ismail mengaku tidak mengalami kesulitan. Pasalnya, waktu jualan saat sore hingga malam hari. Ketika ada tugas kuliah yang waktunya dinilai mepet, dirinya biasanya tidak berjualan terlebih dahulu.

“Tetap prioritas utama di kampus. Kalau ada tugas banyak ya libur dulu, kan bebas. Tidak kerja ikut orang,” terangnya.

Salah seorang pembeli, Dimas Singgih Saputra, mengaku senang dengan adanya kopi keliling di sekitar persawahan ini. Sebab dirinya bisa menikmati sore di sawah dengan pemandangan yang indah sambil minum kopi.

“Menikmati sunset dengan pemandangan yang cantik dan ditemani kopi, sudah bahagia,” ungkap Dimas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya