SOLOPOS.COM - Ilustrasi santri meninggal dunia karena dianiaya senior. (Dok Solopos)

Solopos.com, SEMARANG – Teka-teki seputar kematian mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jody Yudha Permana, 23, yang ditemukan tak bernyawa di kamar indekos mulai terkuak. Mahasiswa asal Bangka Belitung itu diduga meninggal akibat mengalami sakit setelah kelelahan akibat kerap begadang dan mengonsumsi mi instan.

Kabar kematian mahasiswa asal Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, itu memang sempat menghebohkan civitas academica Unnes. Hal itu dikarenakan mahasiswa tersebut ditemukan meninggal di kamar indekos milik kawan sekampungnya di Gang Pisang, Kelurahan Sekarang, Kecamatan Gunungpati, Senin (19/12/2022) malam.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Sebelum meninggal dunia, mahasiswa Unnes itu diketahui baru saja menyelesaikan tugas skripsi. Ia juga telah memesan tiket untuk pulang ke kampung halaman menjemput keluarga untuk mengikuti acara wisuda.

Namun, rencana pulang kampung itu tak kesampaian. Mahasiswa Unnes itu meninggal dunia lebih dulu sebelum bisa kembali ke kampung halaman.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes, Eko Raharjo, mengatakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari Polsek Gunungpati dan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), Jodu, meninggal setelah sempat muntah darah pada sore harinya.

Baca juga: Misterius! Mahasiswa Unnes Meninggal di Kamar Indekos Usai Rampungkan Skripsi

“Dari hasil pemeriksaan luar tubuh yang dilakukan tim kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Dugaan kami, seperti kesaksian rekan almarhum, yakni kebiasaan mengonsumsi mi instan dan begadang. Kemungkinan memaksakan diri saat mengerjakan skripsi membuat penceraan Jody terganggu,” bebernya.

Eko mengatakan hal itu berdasarkan kesaksian Akbar, rekan almarhum yang juga berasal dari Bangka dan pemilik kamar indekos. Menurut Akbar, Jody kerap mengeluh sakit perut dalam beberapa hari terakhir, namun enggan memeriksakan diri ke dokter.

Sebelum meninggal Jody dan Akbar sempat pergi keluar bersama untuk mengambil uang guna memesan bus pulang ke Bangka Barat. Sesampainya di indekos, Jody yang turun dari boncengan motor kemudian jatuh di teras.

Baca juga: Kawin Kontrak di Balik Bisnis Mebel Jepara

Jody dikatakan Akbar sempat berjalan ke kamar sambil merintih namun tak lama kemudian ia tak lagi bernapas. Jenazah Jody kemudian dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang dan sesuai pernyataan petugas, peti jenazah mahasiswa Unnes itu langsung dibawa kargo pesawat.

“Peti jenazah diberangkatkan dari Bandara Ahmad Yani, kemudian transit di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dan diterbangkan menuju Bandara Depati Amir Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung. Sampai sekitar pukul 16.00 WIB untuk kemudian dibawa ke rumah duka,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya