SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat perempuan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SEMARANG — Kematian mahasiswi kedokteran di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menjadi tanda tanya besar. Apalagi, sebelum meninggal dunia, mahasiswi berinisial D, asal Jakarta, itu terlihat ribut di telepon.

Mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani co-assistant atau koas di sebuah rumah sakit di Semarang itu ditemukan meninggal dunia di kamar indekos yang terletak di Gayamsari. Ia ditemukan teman-temannya dalam kondisi mulut berbusa dan tanpa tanda-tanda kekerasan di tubuh.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Teman korban berinisial B, yang menemukan jasad korban kali pertama, mengaku sebelum ditemukan meninggal dunia, korban baru pulang dari Klaten menggunakan jasa taksi online. Bahkan, korban belum membayar jasa transportasi sopir taksi online.

“Saya diminta menghubungi korban oleh bapak kos karena ada sopir taksi online dari Klaten yang mengaku belum dibayar korban. Saya terus menghubungi korban tapi tidak direspons. Akhirnya saya buka paksa pintu kamar korban,” ujar B.

Namun setelah membuka pintu kamar korban, B mengaku terkejut. Ia mendapati temannya sudah terbujur kaku di atas kasur dengan kondisi mulut berbusa.

Menurut B, berdasarkan pengakuan sopir taksi online, selama perjalanan dari Klaten, korban terlihat cekcok dan terlibat pertengkaran di telepon. Namun, ia tidak mengetahui siapakah sosok yang terlibat pertengkaran dengan korban di telepon.

“Bapaknya [sopir taksi online] cerita, kalau [korban] ada masalah. Korban telepon, ribut di handphone [telepon],” ungkapnya.

Sementara itu, Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo, mengatakan saat ditemukan kondisi kamar indekos korban terkunci dari dalam. Pihaknya juga tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan hanya menemukan berbagai macam obat berserakan, botol minuman keras (miras) dan rokok.

“Keadaan [kamar] terkunci dari dalam. Ada upaya dari teman-temannya untuk mendobrak [pintu]. Kami datang dan cek, sudah keadaan meninggal dunia, [tubuh] kaku. Tidak ada tanda-tanda kekerasan, hanya ada obat-obatan, botol miras, dan rokok,” ungkap Hengky.

Catatan Redaksi:

Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya