SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat (Shutterstock)

Solopos.com, SEMARANG — Mahasiswi kedokteran yang ditemukan meninggal dunia di kamar indekos yang terletak Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (21/8/2023), ternyata baru menjalani program co-assistant atau yang populer disebut koas selama empat pekan. Mahasiswi berinisial D itu menjalani koas di RS Bhayangkara, Semarang.

Teman D berinisial BP mengatakan korban dan dirinya berasal dari perguruan tinggi yang sama di Jakarta. Ia dan korban sudah mengikuti program koas selama empat pekan di Semarang.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Koas di RS Bhayangkara Semarang. Sudah empat pekan ini,” ujar BP di lokasi kejadian, Senin.

Mahasiswi kedokteran itu mengaku sempat panik setelah korban tidak bisa dihubungi pada Senin siang. Ia kemudian memutuskan memanggil teman-temannya yang lain untuk mendobrak pintu kamar korban.

“Kami dobrak, [korban ditemukan dalam kondisi] mulut berbusa dan sudah [terbujur] kaku. Kami buka sekitar pukul 15.00 WIB,” jelasnya.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat bepergian ke Klaten. Meski demikian, ia tidak tahu kenapa korban pergi ke Klaten. Ia hanya mengetahui jika temannya yang juga mahasiswi kedokteran itu pergi ke Klaten dari sopir taksi online yang mengantar ke indekos di Semarang.

“Saya tahunya setelah dihubungi bapak kos kalau ada sopir taksi online yang belum dibayar korban. Saya kemudian menghubunginya, tapi enggak direspons. Saya gedor kamarnya juga enggak ada respons. Saya enggak tahu kenapa dia di Klaten. Pacarnya ada di Jakarta,” ujarnya.

Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo, mengaku korban ditemukan di kamar indekos yang sebelumnya terkunci dari dalam. Polisi juga tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Meski demikian, polisi menemukan ada obat-obatan dan juga botol miras serta rokok di lokasi kejadian.

“Keadaan terkunci dari dalam, ada upaya dari teman-temannya untuk didobrak. Kita datang kita cek sudah dalam keadaan sudah meninggal, kaku. Tidak ada tanda kekerasan. Ada obat-obatan, ada botol miras, itu aja sama rokok,” imbuhnya.

Meski begitu pihaknya tetap melakukan pendalaman atas kasus ini. Termasuk menyelidiki kegiatan korban di Klaten. Sebab, sebelumnya korban diantar pulang oleh taksi online dari Klaten.

“Kami masih dalami kegiatan korban di Klaten,” tuturnya.

Catatan Redaksi:

Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya