SOLOPOS.COM - Kelompok kesenian reog Kridho Turonggo Mudho saat menjamas sejumlah perlengkapan reog di Kali Telon, Ngerapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Selasa (18/7/2023) malam. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Kelompok kesenian reog Kridho Turonggo Mudho dari Lingkungan Rejosari, Kelurahan Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, menjamas perlengkapan reog di Kali Telon di Deles, Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Selasa (18/7/2023). Hal itu bertepatan dengan malam 1 Sura.

Kali Telon sendiri menjadi lokasi pertemuan tiga sungai kecil. Sehingga menjadi tempat yang biasa digunakan untuk menjamas pusaka.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

“Kami setiap tahun memang menjamas atau mencuci perlengkapan di sini. Termasuk melarung kuda lumping yang sudah berusia tua,” kata Supardi, sesepuh Kridho Turonggo Mudho, Selasa (18/7/2023) malam.

Dikatakan, dalam ritual tersebut perlengkapan reog yang dijamas, seperti kuda lumping, pusaka tujuh keris, dan seperangkat gamelan. Prosesi jamasan dimulai dari pembacaan doa dan melarung sesaji yang berisi bunga, kemeyan, serta bubur.

Selanjutnya, kuda lumping dibersihkan dengan air Kali Telon.

“Setelah semua bersih, langsung digunakan untuk main di lapangan dalam rangka Grebeg 1 Sura,” ujarnya.

Grebeg 1 Sura tersebut diikuti grup reog lainnya. Di antaranya Satrio Tirto Yudo, Rukun Santoso, Rukun Mudo Budi Rahayu, Langen Margo Utomo, Langen Turonggo Utomo, Sekar Arum, dan Tresno Budoyo.

Supardi mengatakan, jamasan reog ini merupakan tradisi yang telah dilakukan turun-temurun.

“Kami hanya meneruskan leluhur dan generasi muda mengikuti. Semoga tetap berlanjut dan kesenian ini tetap lestari,” ungkapnya.

Menurutnya, tradisi jamasan reog di Kali Telon ini termasuk ajaran yang diwariskan Sunan Kalijaga.

“Dulu Masjid Demak itu sepi, jadi Sunan mengadakan pertunjukan reog agar ramai. Setelah ramai baru diajari mengaji dan jumlahnya semakin banyak,” kata Supardi.

Aanggota Kridho Turonggo Mudho, Yanto, mengungkapkan ada 16 kuda lumping yang dijamas.

“Kami secara rutin setiap tahun malam 1 Sura selalu melakukan jamasan reog. Ini meneruskan tradisi yang telah dilakukan leluhur,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya