Jateng
Rabu, 19 Juli 2023 - 13:25 WIB

Malam 1 Sura, Perlengkapan Reog Kridho Turonggo Mudho Ambarawa Semarang Dijamas

Hawin Alaina  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kelompok kesenian reog Kridho Turonggo Mudho saat menjamas sejumlah perlengkapan reog di Kali Telon, Ngerapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Selasa (18/7/2023) malam. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Kelompok kesenian reog Kridho Turonggo Mudho dari Lingkungan Rejosari, Kelurahan Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, menjamas perlengkapan reog di Kali Telon di Deles, Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Selasa (18/7/2023). Hal itu bertepatan dengan malam 1 Sura.

Kali Telon sendiri menjadi lokasi pertemuan tiga sungai kecil. Sehingga menjadi tempat yang biasa digunakan untuk menjamas pusaka.

Advertisement

“Kami setiap tahun memang menjamas atau mencuci perlengkapan di sini. Termasuk melarung kuda lumping yang sudah berusia tua,” kata Supardi, sesepuh Kridho Turonggo Mudho, Selasa (18/7/2023) malam.

Dikatakan, dalam ritual tersebut perlengkapan reog yang dijamas, seperti kuda lumping, pusaka tujuh keris, dan seperangkat gamelan. Prosesi jamasan dimulai dari pembacaan doa dan melarung sesaji yang berisi bunga, kemeyan, serta bubur.

Advertisement

Dikatakan, dalam ritual tersebut perlengkapan reog yang dijamas, seperti kuda lumping, pusaka tujuh keris, dan seperangkat gamelan. Prosesi jamasan dimulai dari pembacaan doa dan melarung sesaji yang berisi bunga, kemeyan, serta bubur.

Selanjutnya, kuda lumping dibersihkan dengan air Kali Telon.

“Setelah semua bersih, langsung digunakan untuk main di lapangan dalam rangka Grebeg 1 Sura,” ujarnya.

Advertisement

Supardi mengatakan, jamasan reog ini merupakan tradisi yang telah dilakukan turun-temurun.

“Kami hanya meneruskan leluhur dan generasi muda mengikuti. Semoga tetap berlanjut dan kesenian ini tetap lestari,” ungkapnya.

Menurutnya, tradisi jamasan reog di Kali Telon ini termasuk ajaran yang diwariskan Sunan Kalijaga.

Advertisement

“Dulu Masjid Demak itu sepi, jadi Sunan mengadakan pertunjukan reog agar ramai. Setelah ramai baru diajari mengaji dan jumlahnya semakin banyak,” kata Supardi.

Aanggota Kridho Turonggo Mudho, Yanto, mengungkapkan ada 16 kuda lumping yang dijamas.

“Kami secara rutin setiap tahun malam 1 Sura selalu melakukan jamasan reog. Ini meneruskan tradisi yang telah dilakukan leluhur,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif