Jateng
Rabu, 30 Agustus 2023 - 16:48 WIB

Malam Tasyakuran PBAK UIN Salatiga, Ribuan Mahasiswa Baru Ikuti Ngaji Budaya

Hawin Alaina  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan mahasiswa baru UIN Salatiga saat mengikuti ngaji budaya dengan tema Aktualisasi Kebudayaan Islam dalam Menjaga dan Merawat Nilai-Nilai Wasathiyah dengan pembicara seorang budayawan asal Jogja, Irfan Afifi, Selasa (29/8/2023) malam.(Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menggelar malam tasyakuran dengan bentuk Ngaji Budaya di puncak pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK) di kampus setempat, Selasa (29/8/2023) malam. Acara yang digelar di kampus 3 UIN Salatiga itu menghadirkan budayawan asal Yogyakarta, Irfan Afifi sebagai pembicara.

Acara tersebut diikuti ribuan mahasiswa baru UIN Salatiga dengan mengambil tema Aktualisasi Kebudayaan Islam dalam Menjaga dan Merawat Nilai-Nilai Wasathiyah. Dalam paparannya, Irfan langsung menjelaskan kata wasathiyah yang sudah diserap ke bahasa Indonesia.

Advertisement

Wasathiyah sebenarnya sudah terserap dalam bahasa Indonesia. Jadi istilah wasit, yang berarti orang yang bertindak sebagai penengah,” jelas Irfan, Selasa.

Wasathiyah merupakan sikap yang tengah-tengah, tidak ekstrem. Sikap wasathiyah juga telah diajarkan oleh para penyebar agama Islam zaman Wali Sanga, yaitu dengan penyebaran Islam dengan pendekatan kearifan.

“Jadi Islam yang disebarkan di Indonesia ini Islam yang telah dimanifestasikan sampai kepada puncak hakikat makrifat. Sehingga Islam di Indonesia sangat mudah,” terang Irfan.

Advertisement

Hal itu dapat dilihat dengan para tokoh-tokoh agama Islam di Indonesia yang sangat ramah dan murah senyum, bahkan mudah bercanda. Islam yang tidak diajarkan soal dalil saja, tapi secara perilaku oleh tokoh agama.

Pada kesempatan itu, Irfan juga meminta para mahasiswa baru untuk percaya diri dengan Islam yang telah diajarkan wali, ulama, dan kiai-kiai terdahulu.

Tidak tergerus dengan aliran-aliran baru. Sebab, Islam yang ada di Indonesia ini sudah masuk dalam dimensi lahir sampai batin atau Islam secara kafah.

Advertisement

Pria yang dikenal dengan bukunya Saya, Jawa, dan Islam itu berharap generasi dari UIN Salatiga bisa menjaga dan membangkitkan kembali warisan keislaman dengan ciri khas nusantara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif