SOLOPOS.COM - Pengamat Politik dan Hukum Tata Negara UKSW Salatiga, Dr. Umbu Rauta. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Mendekati Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, berbagai alat peraga kampanye (APK) berupa baliho semakin marak terlihat di jalan Kota Salatiga dan sekitarnya. Di antara sekian baliho itu, ada beberapa baliho ketua Parpol yang tampil bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat Politik dan Hukum Tata Negara UKSW Salatiga, Dr. Umbu Rauta, mengatakan fenomena APK dengan background gambar Presiden Jokowi menjadi hal yang cukup menarik. Hal tersebut baru terjadi di Pemilu 2024 karena biasanya memasang background di lingkaran partai sendiri.

Sejauh ini, ada dua baliho yang bertebaran dengan ketua Parpol yang bersanding dengan Presiden Jokowi, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Gerindra.

Umbu mengatakan pemasangan baliho dengan background atau bersama dengan Presiden Jokowi memberikan beberapa arti. Meskipun harus dilakukan pengkajian lebih mendalam, tapi secara mudah bisa dicermati fenomena itu.

“Saya melihat boleh jadi alasan yang pertama karena memang Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai presiden. Dianggap itu ‘merakyat’ sehingga dia bisa memengaruhi para pemilih dalam segmen apapun,” ungkap Dekan Fakultas Hukum UKSW ini kepada Solopos.com, Selasa (1/8/2023).

Alasan kedua, lanjut Umbu, bisa jadi Jokowi dianggap mempunyai kinerja yang lebih baik dari presiden-presiden terdahulu. Sebab, ada juga presiden terdahulu yang dua periode namun jarang dipakai sebagai background oleh partai tertentu.

“Jadi alasannya bisa jadi Presiden Jokowi dianggap memiliki kinerja yang lebih baik atau cukup baik dalam 10 tahun. Meskipun harus disadari punya kekurangan,” jelas dia.

Untuk alasan yang lain, seperti Ketua PAN Zulkifli Hasan memakai background Presiden Jokowi karena ada koalisi yang dibentuk dengan nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Di situ ada Partai Golkar, PPP, dan PAN.

“PAN merasa KIB ini disokong oleh Presiden Jokowi. Sehingga tidak keliru menggunakan gambar Presiden Jokowi (di baliho),” beber Umbu.

Sementara itu, untuk Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang memakai background Presiden Jokowi, menurut Umbu karena merasa berutang dan merasa Presiden Jokowi memiliki kinerja yang baik ketika Prabowo menjadi menteri dalam kabinet Jokowi.

“Karena pada periode yang kedua ini, sebelumnya adalah lawan. Tetapi dirangkul oleh Presiden Jokowi menjadi bagian dari kabinet pemerintahan, yaitu sebagai menteri pertahanan dan juga ada dua menteri lain yang juga berasal dari Gerindra,” kata Umbu.

Hal itu bisa menjadi modal yang diberikan Presiden Jokowi kepada Prabowo. Selama menjabat sebagai menteri, kinerja Prabowo juga cukup baik. Sehingga ketika mau maju, Prabowo perlu memperhatikan siapa yang pernah memperbolehkan atau memperkenalkan diri untuk masuk dalam pemerintahan.

“Ketika Pak Prabowo menjadi menteri pertahanan, dia memperhatikan apa yang yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Sebagai bagian dari lingkaran Presiden Jokowi dalam pemerintahan, dia paham betul apa yang dilakukan Presiden Jokowi dalam waktu 4 sampai 5 tahun ini. Sehingga beralasan kalau itu digunakan background [baliho],” tandas Umbu.

Rekomendasi
Berita Lainnya