SOLOPOS.COM - Pengacara atau kuasa hukum keluarga PNS Kota Semarang yang menjadi korban pembunuhan, Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setyawan atau YAS, saat dijumpai wartawan di Semarang, Senin (31/10/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Teka-teki masih menyelimuti kasus pembunuhan PNS Pemkot Semarang, Paulus Iwan Boedi. Motif di balik kematian PNS Semarang yang jasadnya ditemukan hangus terbakar di kawasan Pantai Marina itu pun hingga kini masih menjadi tanda tanya.

Banyak yang menduga, kematian Iwan Boedi dilatarbelakangi kasus dugaan korupsi pengalihan aset Pemkot Semarang pada 2010 lalu. Namun, ada juga yang menyebut kasus kematian PNS yang bertugas di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang itu terkait motif lain, yakni perebutan jabatan.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Hal tersebut disampaikan kuasa hukum keluarga Paulus Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setyawan atau yang karib disapa YAS, kepada wartawan di Semarang, Senin (31/10/2022) petang. YAS mempertanyakan adanya saksi yang menjalani pemeriksaan terkait perebutan jabatan di internal Bapenda Kota Semarang.

Menurut YAS, sebelum meninggal, Iwan Boedi sempat akan dipromosikan naik jabatan. Namun, belakang diketahui jika jabatan yang akan diberikan Iwan Boedi itu juga diincar pihak lain.

“Ada semacam orang ‘pintar’ entah dukun atau paranormal yang diperiksa kaitannya dengan jabatan. Iwan Boedi ini kan mau dipromosikan sebagai Kabid II Penetapan Pajak Bapenda [Kota Semarang]. Nah, belakangan ada informasi kalau jabatan itu diminati pihak lain,” jelas YAS.

Pihak yang mengincar jabatan Iwan Boedi itu kemudian berinteraksi dengan saksi yang dianggap orang ‘pintar’ tersebut. Selain itu, menurut YAS ada juga yang datang langsung ke rumah Iwan Boedi sebelum kematiannya.

Baca juga: Pembunuhan PNS Pemkot Semarang Tak Kunjung Terkuak, Komnas HAM Turun Tangan

“Polisi masih mendalami kaitan antar orang-orang ini, termasuk kaitannya dengan kematian Iwan Boedi,” sambungnya.

YAS mengatakan dibunuhnya Iwan Boedi menjadi misteri, lantaran permintaan pihak lain kepada saksi hanyalah agar jabatan tersebut jatuh kepadanya. “Yang ingin didalami adalah jika hanya ingin jabatan, tidak mungkin sampai pembunuhan. Barangkali ada motif lain seperti ekonomi atau pajak, sebab jabatan itu terkait pajak,” ungkapnya.

YAS juga mengungkapkan sebelum kematiannya, Iwan Boedi sempat bepergian ke Sumatra Barat. Namun, setelah pulang korban sempat menunjukkan perbedaan sikap.

Baca juga: Tak Kooperatif, Saksi Kunci Pembunuhan PNS Semarang Dilindungi LPSK

“Awalnya dia tertarik [dengan rencana promosi jabatan]. Tapi, sepulang [dari Sumatra Barat], dia tampak murung dan tidak lagi tertarik atau ragu dengan jabatan itu. Itu yang masih kami cari tahu,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya