Jateng
Senin, 24 November 2014 - 16:50 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 : Pengusaha Berharap Pemprov Dukung UKM

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (JIBI/Solopos/Dok.)

Pameran produk UMKM di Solo Square, Senin (29/9/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Pengusaha berharap dukungan dari Pemerintah dalam menghadapi persaingan pasar seiring dengan dilaksanakannya pasar bebas ASEAN melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai 2015.

Advertisement

“Harapan kami sebagai pengusaha tentu pemerintah provinsi bisa terus mendukung agar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bisa terus menjaga pangsa pasar dan mengembangkan usaha,” ujar Ketua AMKRI (Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia) Jateng Bernadus Arwin seperti dikutip Antara, Senin (24/11/2014).

Menurutnya, pasar yang sudah dibina para pelaku UKM harus dijaga mengingat persaingan industri di negara-negara kawasan ASEAN semakin ketat.

“Tidak mudah bagi pelaku UKM dalam membina pasar yang sudah menerima produk mereka, sehingga kami berharap ada dukungan dari Pemerintah terkait hal ini,” katanya.

Advertisement

Dukungan tersebut dapat berupa pelatihan peningkatan kualitas produksi maupun kemudahan-kemudahan dalam proses perizinan. Menurutnya, kualitas produk menjadi hal penting dalam menghadapi persaingan dengan produksi dari negara lain.

“Permasalahan ekspor bukan hanya persaingan dagang murni. Salah satu hal yang sudah diterapkan oleh negara lain yaitu safety standar, kita juga harus menerapkan ini agar produk lokal bisa masuk dalam syarat yang diinginkan oleh pasar asing,” ujarnya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono mengatakan Pemerintah berkomitmen dalam mendukung perkembangan dunia usaha di Jateng, salah satu yang sudah dipersiapkan yaitu meregulasi perizinan melalui layanan one stop service.

Advertisement

“Memang kami akui masih banyak keluhan dari pengusaha bahwa pelayanan satu pintu ini belum optimal, meski demikian kami berupaya untuk terus memperbaiki,” ujarnya.

Dirinya mengakui jika Pemerintah tidak memberikan layanan perizinan yang baik bukan tidak mungkin pelaku usaha akan lari ke daerah lain.

“Seharusnya kita menangkap peluang bahwa kondisi di Jawa Timur dan Jawa Barat sudah overload. Jawa Tengah sendiri memiliki posisi strategis karena beberapa keunggulan, di antaranya upah minimum provinsi yang terjangkau, persediaan bahan baku yang melimpah, dan jenis produk industri yang cukup banyak,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif