Jateng
Sabtu, 11 Oktober 2014 - 02:50 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Industri Mebel Butuh Bantuan Pemerintah

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Industri mebel membutuhkan bantuan Pemerintah dalam menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada akhir tahun 2015, ujar Ketua asosiasi mebel kayu dan rotan Indonesia (Amkri) Jateng Bernardus Arwin.

Advertisement

“Sejauh ini kami sangat mengapresiasi apa yang sudah diupayakan oleh Pemerintah dalam mempersiapkan industri utamanya mebel agar siap menghadapi MEA tahun depan,” ujarnya seperti dikutip Antara, Jumat (10/10/2014).

Salah satu yang dilakukan oleh Pemerintah adalah memberikan perlindungan kepada dunia usaha melalui peningkatan kemampuan tenaga kerja di bidangnya masing-masing.

“Khusus di bidang furnitur ini pasaran kita memang menuju internasional, artinya kita sangat memerlukan tenaga kerja handal agar hasil produksinya tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Arwin mengatakan mengenai pelaksanaan MEA sendiri yaitu negara lain boleh melakukan produksi di Indonesia dengan memanfaatkan bahan baku dan tenaga kerja lokal.

Artinya, industri lokal harus bersaing dengan industri negara lain tidak hanya kualitas produksi tetapi juga dalam memanfaatkan bahan baku serta tenaga kerja.

“Dalam hal ini kita harus punya alat untuk membendung mereka, salah satunya adalah mewajibkan mereka memiliki standar kompetensi kerja sesuai dengan yang diwajibkan oleh lembaga sertifikasi di Indonesia,” jelasnya.

Advertisement

Selain itu, tenaga kerja dari luar negeri juga diwajibkan bisa menguasai Bahasa Indonesia, jika belum bisa maka harus belajar dulu sampai benar-benar lancar menggunakan Bahasa Indonesia.

“Upaya membendungnya dengan cara seperti itu, dan pada waktu itulah kita juga mempergunakan waktu yang ada untuk belajar serta mempersiapkan diri,” jelasnya.

Menurutnya, kompetensi sendiri sangat penting untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Selama ini yang masih banyak terjadi adalah produk tidak layak pakai beredar di pasaran karena tenaga kerja yang tidak mumpuni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif