SOLOPOS.COM - Pembuatan Gunungan Grebeg Maulud (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pembuatan Gunungan Grebeg Maulud (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pembuatan Gunungan Grebeg Maulud (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Maulid Nabi 2015 tak lengkap jika tak menghadiri tradisi Ampyang. Bagi warga Kudus, tradisi ini selalu menjadi ikon wisata budaya dan religi setiap peringatan Maulid Nabi

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

 

Kanalsemarang.com, KUDUS—Warga Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki tradisi menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan menggelar tradisi ampyang maulid, Sabtu (3/1/2015).

Tradisi ampyang yang dikenal sebagai tradisi memperingati hari kelahiran nabi dengan menyajikan makanan yang dihiasi dengan ampyang atau nasi dan krupuk yang diarak keliling Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, sebelum menuju ke Masjid Wali At Taqwa di desa setempat.

Sebelum tradisi tersebut dimulai, ratusan warga terlihat memadati jalan di sepanjang rute kirab untuk menyaksikan rombongan kirab yang diikuti berbagai institusi, lembaga pendidikan, mushala, organisasi masyarakat dan kelompok usaha.

Masing-masing peserta, menampilkan sejumlah kesenian, seperti visualisasi tokoh-tokoh yang berjasa pada saat berdirinya Desa Loram Kulon serta visualisasi sejarah pendirian Masjid Wali At Taqwa.

Setelah sampai di Masjid Wali, tandu yang berisi nasi bungkus serta hasil bumi yang sebelumnya diarak keliling desa didoakan oleh ulama setempat, kemudian dibagikan kepada warga setempat untuk mendapatkan berkah.

Tokoh masyarakat Desa Loram Kulon Afrof Amaludin mengungkapkan, tradisi “ampyang” maulid diperkenalkan oleh Sultan Hadlirin atau Raden Toyib yang menyebarkan Agama Islam di Kudus.

“Kini nasi bungkus daun jati beserta krupuk atau ampyang dilestarikan masyarakat Desa Loram setiap memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang tahun ini diperingati pada 3 Januari 2015,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Sementara itu, Ketua panitia tradisi “Ampyang” Maulid M. Taslim mengatakan, jumlah peserta kirab mencapai 36 rombongan.

Selain kirab keliling, tradisi tersebut juga turut menampilkan Loram Expo dan pentas seni.

Produk-produk unggulan dari Desa Loram Kulon, antara lain konfeksi, kerajinan tangan dan suku cadang motor antik dan mesin disel.

Dengan adanya tradisi seperti ini, dia berharap, masyarakat dapat mengingat dan instropeksi diri serta berperilaku yang mencerminkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya