SOLOPOS.COM - Kholidi, warga kampung Jamu Gendong Sumber Husodo di Kota Semarang, saat tengah meracik jamu buatannya, Sabtu (27/5/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Setiap tanggal 27 Mei selalu diperingati sebagai Hari Jamu Nasional. Lantas, bagaimanakah eksistensi industri jamu tradisional, terutama di kota-kota besar seperti Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), selama ini memang dikenal sebagai kota industri dengan banyaknya perusahaan-perusahaan besar di wilayah tersebut. Meski demikian, bukan berarti Kota Semarang tidak memiliki sentra industri tradisional, seperti pembuatan jamu. Sentra pembuatan jamu di Semarang berada di Kampung Jamu Gendong Sumber Husodo, Desa Sumbersari, Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Sepasang suami istri (pasutri), Kholidi dan Sepiyati, terlihat sibuk meramu berbagai macam rempah-rempah saat Solopos.com menyambangi kediamannya, Sabtu (27/5/2023). Kesibukan itu dimulai sejak dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB.

Kesibukan ini pun dilakukan pasutri yang tinggal di Kampung Jamu Gendong Sumber Husodo Semarang itu hampir saban hari. Mereka meramu berbagai macam rempah-rempah untuk dibuat jamu tradisional kemudian dikemas dan dijual ke konsumen mulai pukul 06.00 WIB.

Tampak, satu mesin penggiling menderu bekerja menghaluskan rempah-rempah seperti jahe, brotowali, kunyit, temulawak, dan kencur. Suara alu yang menumbuk daun pepaya juga tak kalah ribut.

Di atas kompor gas yang menyala, lima panci besar telah disiapkan untuk merebus rempah-rempah yang sudah dihaluskan sebelumnya. Ramuan itu dicampur dengan tambahan bahan-bahan seperti gula aren atau asem jawa hingga mendidih.

Kholidi mengaku geliat pembuat jamu di Kampung Jamu Gendong Sumber Husodo Semarang ini sudah ada sejak 1985 silam. Tak hanya meramu jamu, sebagian besar warga di kampung itu juga menjajakan jamu tradisional ke rumah-rumah.

“Pelaku [pembuat] jamu di sini [Kelurahan Wonolopo] masih banyak. Dari 40 anggota, sekitar 32 orang masih aktif [meramu hingga menjual]. Sisanya karena sudah tua, mereka istirahat, jadi hanya jualan jamu dan empon-empon,” terang Kholidi.

Tantangan

Meski sudah diusia senja, Kholidi tiap hari bisa memproduksi minuman herbal itu sampai 150 liter. Ia kemudian memasarkan jamu racikanya di sejumlah lokasi dengan istrinya, Sepiyati. Mereka memasarkan jamu buatannya secara keliling dengan menggunakan sepeda motor. Kompleks perumahan Permata Puri Ngaliyan, menjadi salah satu lokasi tempat jualan pasutri itu.

“Tantangan kami pelaku jamu di era sekarang, harus bisa masuk [terjual] ke anak-anak dan remaja. Karena mereka identik dengan tidak suka jamu,” ungkap Sepiyati.

Sebagai ketua paguyuban, Kholidi, mengaku jamu-jamu yang diproduksi di Kampung Jamu Gendong Sumber Husodo Semarang diminati oleh semua kalangan. Sebab, saat meramu, ia mengharapkan anggotanya tidak menggunakan bahan kimia dan obat (BKO).

“Enggak kalah minuman jamu di sini sama minuman-minuman manis moderen sekarang. Anak-anak dan remaja juga suka minum jamu. Pemasaran kita enggak cuma di kampung, sampai warung dan hotel juga. Karena jamu di sini higienis, sehat, segar. Kita buat enggak instan, untuk mempertahankan kualitas, dibuat tanpa BKO,” ujarnya.

Sekadar informasi, pada awal kemunculannya, usaha jamu dirintis oleh ibu-ibu di tempat tersebut sebagai mengisi waktu luang. Seiring berjalannya waktu, ibu-ibu di kampung Ngadirgo dan Wonopolo tidak hanya menjajakan jamu, tapi mereka juga menanam bahan-bahan mentahnya. Mereka menanam rempah, sebagai bahan dasar jamu di pekarangan rumah mereka.

Warga setempat kemudian meramu dan menjajakan jamu dengan cara digendong. Namun seiring berkembangnya sarana moda transportasi, mereka mulai menjajakan jamu dengan sepeda atau kendaraan bermotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya