SOLOPOS.COM - Petani durian Dusun Gertas, Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang saat memanen durian tanpa pengaman, Selasa (14/3/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Di balik populernya buah durian di pasaran, ada perjuangan para petani yang memanen durian dengan bertaruh nyawa. Hal itu seperti yang dilakukan petani durian di Dusun Gertas, Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

Mereka dengan tanpa rasa takut memanjat pohon durian yang tinggi menjulang setinggi 30-40 meter tanpa pengaman. Guna mempermudah memanjat, mereka hanya membutuhkan bambu yang di lubangi untuk pijakan.

Promosi Jangkau Level Grassroot, Pembiayaan Makro & Ultra Mikro BRI Capai Rp622,6 T

Salah seorang petani durian, Ihwan Susilo, mengaku tidak takut memanjat pohon yang tinggi. Dirinya sudah terbiasa memanen durian.

“Sudah biasa. Dari kecil sudah manjat-manjat pohon. Tidak berani memanjat kalau cuaca lagi hujan atau ada angin. Tapi, waktu panen durian biasanya saat pagi hari,” terang Susilo saat ditemui Solopos.com setelah panen di Kebun durian Dusun Gertas Selasa (14/3/2023).

Dikatakan, dalam sehari, Susilo bersama tiga temannya mampu memanen sekitar 400-an buah durian. Selain panen di kebun sendiri, Susilo juga bekerja untuk memanen durian milik tetangganya.

“Agar tidak pecah, kami biasa menurunkan durian dengan tali. Pelan-pelan, kami turunkan. Di bawah ada satu teman lagi yang mengambil,” jelas dia.

Selain waktu memanen durian, saat mengikat durian sebelum matang juga dibutuhkan keberanian yang tinggi.

“Kalau mengikat durian, satu bulan sebelum matang. Itu kami juga naik untuk mengikat satu per satu. Biar kalau matang tidak jatuh dan pecah. Itu salah satunya yang membuat durian mahal,” ungkap Susilo.

Diakui Susilo, musim durian tahun ini jauh lebih menguntugkan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Cuaca cerah saat ini disebut-sebut sangat mendukung perkembangan buah durian.

“Sekali panen, rata-rata bisa menghasilkan 50 durian [pohon besar]. Di Gertas ini ada 10.000 pohon. Jadi, tinggal dikalikan,” terang Susilo.

Susilo mengatakan pelanggannya tak hanya berasal dari Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Sebaliknya, para pelanggannya juga banyak yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Minggu lalu, kami kirim ke Bogor sebanyak 250 buah durian. Mereka sudah langganan di sini,” bebernya.

Menurutnya durian Brongkol memiliki ciri khas tersendiri. Di antaranya, rasanya manis legit. Harga durian Brongkol dipatok mulai dari Rp25.000 untuk ukuran kecil dan Rp50.000 untuk uuran sedang.

“Ada juga yang kualitas unggul jenis montong, J-pink, dan duri hitam. Itu harganya di kisaran Rp200.000 per kilogram,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya