SOLOPOS.COM - Kue manco merupakan salah satu oleh-oleh khas Purbalingga. (purbalinggakab.go.id)

Solopos.com, PURBALINGGA-Kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah (Jateng) menyimpan banyak kuliner yang bisa dijadikan oleh-oleh, salah satunya adalah kue manco. Bagi kamu penggemar wisata goyang lidah, simak ulasannya di info kuliner kali ini.

Dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Jumat (4/8/2023), kue manco merupakan makanan khas Purbalingga yang sangat digemari masyarakat setempat. Ada dua pilihan kue manco, yakni manco ketan dan manco wijen.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Manco ketan biasanya berbahan dasar tepung beras yang dibentuk seperti tabung kecil. Pada bagian tengahnya terdapat rongga dan dilapisi kroto. Sedangkan manco wijen juga terbuat dari adonan tepung beras ketan yang tipis. Dibentuk bulat, segi tiga ataupun kotak. Bagian tengah Manco wijen ini juga kopong.

Nah bedanya dengan Manco ketan, seluruh permukaan Manco wijen dilapisi dengan gula merah cair, kemudian dilapisi lagi dengan wijen. Jajanan yang bertekstur renyah, manis, dan agak lengket ini sudah terkenal sejak lama.

Kue manco konon berasal dari China. Dulu, manco sering disajikan saat acara lamaran orang Tionghoa. Kini, kue manco masih selalu hadir dalam acara hajatan di Purbalingga.

Salah satu pembuat kue manco adalah Sudarsono, 39,  yang beralamat di Jl AW Soemarmo Kembaran Kulon, Purbalingga. Darsono mengatakan dia adalah generasi kedua dalam bisnis yang dibangun ayahnya, Sumarjo, 64.

“Bapak saya sudah usaha memproduksi manco sejak masih muda. Setelah usaha ini maju dan beliau merasa sudah ingin istirahat,maka diwariskan kepada anak-anaknya yang jumlahnya enam, salah satu di antaranya saya,” jelas anak kedua Sumarjo ini dikutip dari laman purbalinggakab.go.id pada Jumat (4/8/2023).

Menurutnya bahan membuat manco hanya tiga jenis, yaitu tepung (tapioca/ketan), gula, dan wijen. Namun untuk wijen, Darsono tetap harus mendatangkan khusus dari Makassar.

Menurut Darsono, usahanya yang kini dibantu sang adik, Siti Maesaroh, 32, terus mbanyu mili atau laris terus. Bahkan saat-saat tertentu seperti Lebaran, musim hajatan dan sebagainya, omzetnya langsung melonjak tajam. Jika di hari-hari biasa dia menggoreng manco hingga 200 kg, saat musim ramai dia bisa menggoreng lebih dari 500 kg sehari.

Selain dipasarkan lokal, manco buatan Darsono yang mengambil merk Nona Carmel, telah menembus beberapa kota seperti Pekalongan, Pemalang, Tegal, Banjarnegara, dan Purwokerto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya