SOLOPOS.COM - Tari kebo ijo Pemalang. (Istimewa/Facebook Headline news Pemalang)

Solopos.com, PEMALANG — Meskipun termasuk kota kecil di pesisir utara Pulau Jawa, Pemalang mempunyai banyak potensi yang layak untuk dikembangkan. Mulai dari kuliner, pariwisata, hingga keseniannya perlahan kini sudah dilirik banyak banyak orang.

Salah satu kuliner khasnya yang populer ada nasi Grombyang. Selain kuliner, Pemalang juga punya kesenian uniknya hlo. Pemalang punya kesenian khasnya, yaitu tari Kebo Ijo yang menceritakan prajurit di masa Kerajaan Mataram.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Melansir dari jurnal leb.unnes.ac.id, tarian Kebo Ijo diciptakan seorang seniman sekaligus guru dari SMKN 1 Petarukan di daerah Pemalang bernama Bayu Kusuma Listyanto.

Awalnya, kesenian Kebo Ijo ini diciptakan dengan tujuan sebuah misi politik dan membawa nama kontingen Kecamatan Petarukan untuk parade kesenian daerah Kabupaten Pemalang.

Seiring berkembangnya kebutuhan kesenian di Kabupten Pemalang maka sang koreografer mengemas kembali kesenian Kebo Ijo menjadi sebuah jenis tari kreasi.

Tarian ini menceritakan pasukan mataram, yaitu pasukan kebo ijo yang iri dengan prajurit lain lantaran tidak diberangkatkan ke Batavia untuk memerangi VOC Belanda bersama prajurit lain.

Menurut sang pencipta tarian, pasukan kebo ijo yang iri tadi kemudian menguasai Hutan Seraung yang sekarang ada di daerah eks Karasidenan Pekalongan dari Batang sampai Brebes.

Pasukan Kebo Ijo tadi menjadi begal untuk mengganggu perjalanan dari Mataram maupun sebaliknya. Dalam setiap aksinya, pasukan Kebo Ijo ini dipimpin oleh Kebo Ndanu.

Pasukan ini berwujud manusia berkepala kerbau dengan badan berwarna hijau. Lantaran pasukan ini semakin meresahkan, penguasa wilayah Pemalang akhirnya menggelar sayembara bagi semua ksatria yang bisa mengalahkan Pasukan Kebo Ijo.

Munculah seorang ksatria bernama Nayantaka yang berhasil mengalahkan Kebo Ndanu dan pasukannya. Nayantaka menggunakan senjata berupa gada wesi kuning untuk mengalahkannya.

Tokoh Nayantaka digambarkan sebagai tokoh protagonis, bisa dilihat dari tata rias dan busananya yang cenderung berwarna lembut seperti cokelat, cokelat tua putih, dan hitam. Warna-warna tersebut memiliki makna sifat yang baik, lemah lembut, serta religius tetapi juga ada sisi ketegasan sebagai seorang ksatria.

Cerita tersebut kemudian dikemas dalam bentuk gerakan-gerakan yang memunculkan kesan dinamis, lincah, kuat, dan tegas sesuai dengan karakter tokoh.

Gerakan tersebut meliputi gerak ngglebag kambeng, formasi kebo, gerak jalan kebo, gerak ereg-eregan, gerak perangan, gerak nglebeg serang, dan gerak loncat kebo.

Gerakannya semakin terlihat harmonis dengan diiringi alunan musik tradisional yang menambah nilai seni dan sejarah dari tarian tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya