Solopos.com, BANJARNEGARA – Sebanyak lima anak berambut gimbal mengikuti upacara pemotongan rambut di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (2/11/2021).
Upacara pemotongan rambut gimbal itu juga menjadi acara puncak dalam perhelatan Dieng Culture Festival (DCF) 2021 yang digelar sejak Senin-Rabu (1-3/11/2021).
Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018
Kelima anak itu rambutnya dipotong langsung oleh pemangku adat Dieng serta pejabat daerah setempat. Masyarakat di kawasan Dieng menyebut anak-anak dengan rambut gimbal itu sebagai anak bajang.
Baca juga: Dieng Culture Festival Digelar Secara Hybrid, Ganjar Ungkap Kerinduan
Para anak bajang ini menjalani ruwat, dengan cara dipotong rambutnya agar tak lagi gimbal, atau tumbuh normal sebagaimana anak-anak lainnya.
Sebelum rambut gimbal dipotong, anak-anak ini memiliki permintaan yang harus dipenuhi. Jika tidak dipenuhi, maka rambut gimbal para bocah bajang ini akan tumbuh kembali.
Hal itu diyakini karena para bocah bajang merupakan titipan Nyai Dewi Roro Ronce yang mendiami kawasan Dataran Tinggi Dieng. Nyai Dewi Roro Ronce konon merupakan abdi ratu laut selatan, Nyai Roro Kidul. Sehingga, setelah rambut gimbal bocah bajang dipotong, harus dilarung ke laut, agar kembali ke pemiliknya.
Bocah-bocah berambut gimbal ini pun konon merupakan titipan Nyai Roro Ronce kepada Kiai Kaladete, penguasa Dataran Tinggi Dieng, atau yang menurut legenda merupakan pendiri Wonosobo.
Baca juga: Kawasan Wisata Dieng Bakal Terapkan Tiket Elektronik
Oleh karenanya, secara turun temurun, bocah gembel atau anak berambut gimbal lebih dimanjakan oleh orang tuanya. Hal ini dikarenakan bocah gimbal dipercaya sebagai titipan penguasa alam lain Dataran Tinggi Dieng.
Syarat
Permintaan bocah berambut gimbal pun harus dipenuhi, terutama sebelum menjalani ruwat pemotongan rambut. Seperti salah satu bocah rambut gimbal, Ayumna Arfiana Sadiah. Ia meminta sepeda sebagai syarat mengikuti upacara pemotongan rambut pada Dieng Culture Festival kali ini.
Gadis tersebut memiliki rambut gimbal sejak berusia 2 tahun. Itupun hanya sebagian kecil, tidak tumbuh sepenuhnya.
Meski demikian, Tursiyah, orang tua Ayumna, dengan ikhlas mengabulkan permintaan si anak agar upacara pemotongan rambut gimbal berjalan sukses.
“Dia enggak ngambek saat minta sepeda. Cuma sebelum tumbuh rambut gimbal, sakit-sakitan. 1 bulan bisa tiga kali demam, sampai 40 derajat suhunya,” ujar Tursiyah.
Baca juga: Bupati Banjarnegara Cek Pembangunan Jembatan Plipiran Akses Wisata Dieng
Tursiyah mengaku saat kecil juga memiliki rambut gimbal. Namun, permintaannya kepada orang tua tidak dituruti, sehingga rambut gimbalnya tumbuh kembali.
“Dulu saya minta kasur. Pernah dibohongo bapak, dikasih gunting saja. Akhirnya, gimbalnya keluar lagi,” ujar Tursiyah.
Selain Ayumna, Syaqiera Arana Maritsa juga meminta sepeda kepada orang tuanya.Ada pula Noor Asyifa Aulia Putri, yang hanya meminta dibelikan jajan dan digendong bapaknya.
Uniknya, Asyifa merupakan satu-satunya anak bajang yang berasal dari luar Banjarnegara. Ia dan keluarganya tinggal di Kecamatan Pundong, Bantul, Yogyakarta.
Permintaan unik juga datang dari Alwi Arrobi Fahat. Satu-satunya anak laki-laki yang dipotong rambutnya dalam acara Dieng Culture Festival (DCF) 2021. Ia meminta digelarkan pertunjukan kesenian rewo-rewo. Sementara Ponita Alisya, anak bajang dari Kabupaten Wonosobo, hanya meminta dipotong rambutnya di Dataran Tinggi Dieng.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
