SOLOPOS.COM - Menara Kudus dan Masjid Al-Aqsa. (Istimewa/kebudayaan.kemdibud.go.id)

Solopos.com, KUDUS — Kota Kudus tak akan pernah terlepas dari rekam jejak sejarah perjalanan Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang memiliki peranan penting dalam menyebarluaskan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Selain warisan berbentuk bangunan, masyarakat Kudus masih memegang teguh ajaran milik Sunan Kudus, yaitu Gusjigang. Hingga sekarang ini, masyarakat Kudus masih menggunakan Gusjigang sebagai falsafah hidup mereka.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Dikutip dari jurnal.uns.ac.id dalam judul Kearifan Lokal Gusjigang sebagai Sumber Penanaman Nilai-Nilai Karakter di MAN 2 Kudus, Sunan Kudus memperkenalkan pengajaran tentang prinsip-prinsip yang terkandung dalam filosofi Gusjigang kepada masyarakat Kudus. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan memajukan perekonomian yang berkelanjutan.

Dilansir dari berbagai sumber, Gusjigang memiliki tiga kata kunci, yaitu Gus-Ji-Gang. Masing-masing itu maknanya:

1. Kata Gus yang bermakna bagus

Dimaksudkan bahwa setiap individu memiliki akhlak mulia atau bagus akhlaknya. Hal ini berkenaan dengan akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, sesama manusia maupun terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

Dalam bingkai ini, setiap individu diharapkan menjadi pribadi yang berbudi luhur dalam setiap aspek kehidupan dan dapat menjadi teladan bagi manusia lainnya. Manifestasi nilai ini selaras dengan ajaran Sunan Kudus yang menempatkan kasih sayang, empati, dan toleransi tinggi terhadap sesama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Kata Ji yang bermakna mengaji

Dimaksudkan bahwa dalam tradisi masyarakat Kudus, mengaji dipahami dalam artian menuntut ilmu dengan belajar dengan kiai kampung di masjid, langgar, atau musala. Dalam bingkai ini, setiap individu diharapkan memperdalam pengetahuan agama dan nilai-nilai spiritual keislaman.

Tradisi mengaji ini berakar kuat terhubung dengan Sunan Kudus sebagai sosok telanan yang dihormati yang dikenal sebagai waliyyul ‘ilmy yang berarti seorang wali yang memiliki pengetahuan mendalam dan menaruh perhatian pada perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Kata Gang bermakna dagang

Dimaksudkan bahwa Kudus sebagai kota industri tak terlepas dari pembangunan kewirausahaan, mulai dari usaha-usaha rumahan hingga perusahaan. Dalam bingkai ini, setiap individu diharapkan memiliki nilai utama wirausaha, yaitu mandiri, kreatif, dan inovatif.

Selain nilai utama, setiap individu perlu menerapkan keuletan dan kejujuran dalam berdagang. Budaya dagang ini berkaitan erat dengan Sunan Kudus yang tak lain dikenal pula sebagai wali saudagar.

Pengajaran nilai-nilai filososfi Gusjigang oleh Sunan Kudus memuat tiga nilai penting yaitu akhlak mulia, tradisi ilmiah, dan etos kerja berdagang. Falsafah Gusjigang ini menjadi spirit dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil serta menjadi ciri khas yang memperkuat ikatan solidaritas masyarakat Kudus.

Dengan Gusjigang, masyarakat Kudus terus berusaha mengembangkan keselarasan, sikap saling menghormati, dan menularkan nilai-nilai positif kepada generasi penerus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya