SOLOPOS.COM - Pertunjukan seni bela diri asal Pati, Jateng, gongcik. (Youtube)

Solopos.com, PATI — Seni bela diri berkembang subur di Nusantara. Bukan hanya pencak silat, Indonesia juga memiliki seni bela diri bernama gongcik yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah (Jateng).

Seni bela diri gongcik memang terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Meski demikian, seni bela diri ini masih berkembang dan bertahan di Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jateng.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Seni bela diri ini, konon sengaja dirancang untuk menipu penjajah. Gongcik berasal dari kata “gong” dan “cik”. Gong artinya berasal dari gamelan dan cik berasal dari encak encik yang dipraktikkan dalam silat Jawa.

Dikutip dari berbagai sumber, tidak ada bukti peristiwa yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui asal mula kemunculan gongcik. Meski demikian, ada yang meyakini kemunculan senin bela diri gong cik asal Pati ini berhubungaan erat dengann pelarangan praktik bela diri pada masa penjajahan Belanda.

Melalui cerita yang berkembang turun temurun, bela diri ini memang sengaja dirancang menggunakan iringan gamelan. Dengan cara inilah yang membuat gongcik lebih terlihat sebagai sebuah kesenian dibandingkan sebuah teknik bela diri. Oleh karena hal itu juga membuat penjajah saat itu tidak keberatan dan mengizinkan warga di Pasucen berlatih gongcik hingga warga leluasa berlatih bela diri untuk melawan penjajah melalui kesenian ini.

Melalui gongcik, masyarakat saat itu mampu belajar pencak silat secara diam-diam. Hal ini mungkin saja benar, mengingat bahwa persebaran sebuah kesenian bela diri seperti pencak silat sangatlah mengancam pendudukan Belanda di Indonesia. Namun, tetap saja ada kemungkinan bahwa bukanlah hal tersebut yang terjadi karena sejarah memiliki banyak sudut pandang yang berbeda-beda.

Saat era itulah gongcik memiliki pesan yang berkaitan dengan perlawanan melawan penjajah. Pesan yang disampaikan dari gongcik, seni bela diri asal Pati, ini adalah untuk membekali masyarakat untuk melindungi diri sendiri. Agar tidak ketahuan orang Belanda, maka goncik ini juga diiringi dengan musik gamelan
.
Ada beberapa perbedaan gongcik dengan bela yang diri lainnya. Pada gongcik ini juga diiringi dengan musik gamelan, yang terdiri dari gong hingga kendang. Di sisi lain, gongcik memiliki gerakan yang lebih luwes, terbuka, dan fleksibel.

Setiap penampilan goncik ada 20 orang. Ini juga termasuk penabuh gamelan dan para pemeran yang menampilkan aksi bela diri. Hingga kini juga masih banyak warga yang meminta para pemain gongcik untuk pentas di acara-acara hajatan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya