Jateng
Minggu, 18 September 2022 - 18:26 WIB

Mengenal Gunungpati, Kecamatan di Semarang yang Didirikan Tokoh Asal Pati

Ponco Wiyono  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang peziarah sedang berdoa di depan makam Kiai Pati, pada Kamis (15/9/2022). (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG — Kecamatan Gunungpati yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah, merupakan kecamatan tempat berdirinya kampus terkenal Universitas Negeri Semarang (Unnes). Sejarah menuliskan, pendiri wilayah yang sebagian besar berada di perbukitan ini adalah Adipati Wasis Joyokusumo. Kata Gunungpati sendiri diambil dari kata Pati, daerah asal tokoh yang pernah memberontak terhadap Kerajaan Mataram ini.

Adipati Wasis Joyokusumo atau Kiai Pati ini merupakan putra Bupati Pati, Ki Ageng Panjawi. Bukti keberadaan tokoh yang juga memiliki julukan Pragolapati 1 ini masih bisa dilihat. Letaknya di Kelurahan Plalangan, tidak jauh dari Pasar Gunungpati atau sekitar tujuh kilometer dari kampus Unnes.

Advertisement

“Cerita tentang makam ini ada beberapa versi, salah satunya adalah Kiai Pati mengalah dari Mataram, istri dan kuda sembraninya ditawan dan menyisakan beliau serta seekor sapi bernama Pragola. Kiai Pati kemudian menepi ke wilayah ini dan membuka pemukiman bersama pengikutnya,” beber Turmanto, 56, juru kunci makam Kiai Pati kepada Solopos.com, Kamis (15/9/2022).

Istri Turmanto, Siti Zukanah, 58, menambahkan bukti keberadaan Kiai Pati lain bisa dilihat dari penamaan kampung-kampung di Kelurahan Gunungpati.

Advertisement

Istri Turmanto, Siti Zukanah, 58, menambahkan bukti keberadaan Kiai Pati lain bisa dilihat dari penamaan kampung-kampung di Kelurahan Gunungpati.

Baca Juga: Terlilit Utang di Bank Titil, Pensiunan Kemenhan di Semarang Hendak Jual Ginjal

“Seperti Ngabean berasal dari Ngabehi, Jagalan, Kauman, sampai Kliwonan, itu nama-nama kawasan santri yang sudah ada sejak zaman Kiai Pati membuka kawasan ini,” ungkap putri dari almarhum Sawijan, juru kunci makam Kiai Pati sebelum Turmanto itu.

Advertisement

Di kawasan itu, makam Kiai Pati merupakan yang paling besar dan menonjol lantaran berada di dalam bangunan tembok berpagar. Makam tersebut selalu terkunci dan hanya dibuka saat ada peziarah yang ingin berdoa atau ketika acara-acara tertentu.

Baca Juga: Keluarga Sebut Polisi Beri Uang Rp5 Juta saat HP Milik MAH Jadi BB Kasus Bjorka

Di samping makam terdapat aula tempat pertemuan yang dibangun di zaman Wali Kota Sukawi Sutarip. Turmanto menyebutkan, Sukawi merupakan putra asli Pati, sehingga memiliki ketertarikan terhadap sejarah leluhurnya.

Advertisement

Keluarga Siti Zukanah sendiri didapuk menjadi juru kunci lantaran letak rumahnya yang paling dekat dengan makam.

“Ayah saya dulu memiliki hutan di kawasan ini. Sebelumnya yang jadi juru kunci ada Pak Modin dan Pak Lurah Gunungpati sendiri,” lanjutnya.

Makam Kiai Pati, ceritaTurmanto, sudah ada sejak tahun 1612. Di dalam bangunan makam, terdapat silsilah keturunan Pragolapati 1. Silsilah tersebut juga dikatakan menjadi daya tarik tersendiri bagi peziarah.

Advertisement

Baca Juga: Keluarga Sebut Polisi Beri Uang Rp5 Juta saat HP Milik MAH Jadi BB Kasus Bjorka

“Mereka yang tadinya ingin berdoa kemudian penasaran, bagaimana ceritanya ada orang Pati yang menjadi tokoh di Semarang,” kata Turmanto.

Acara besar yang rutin digelar adalah proses pergantian tirai dan bersih-bersih makam pada Sabtu Pahing dan Ahad Pon bulan Ruwah di penanggalan Jawa.

“Ada lomba azan, manakib, simakan Alquran, dan pengajian yang diisi oleh kiai-kiai dan habib dari sekitar Gunungpati,” tutur Turmanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif