SOLOPOS.COM - Festival Barongan Blora. (Istimewa/blorakab.go.id)

Solopos.com, BLORAKesenian barongan pasti sudah tak asing lagi di kalangan masyarakat umum. Kesenian barongan yang paling banyak dikenal yaitu reog Ponorogo dengan ragam aksi uniknya.

Namun, kesenian Barongan ternyata bukan hanya di Ponorogo. Jawa Tengah juga punya kesenian barongan yang khas, salah satunya kesenian barongan Blora ini.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Berbeda dengan Ponorogo yang kepala barongnya terdapat bulu merak dan ukurannya lebih besar, kepala barong Blora tampilannya lebih sederhana dengan rambut rumbainya.

Melansir dari blorakab.go.id, seni barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang cukup populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat perdesaan.

Didalam seni barong tercermin sifat-sifat kerakyatan dari masyarakat Blora, seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

Istilah barongan sendiri merupakan topeng kepala yang dibuat menyerupai singo barong atau singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas. Tokoh singo barong dalam cerita barongan disebut juga gembong Amijoyo yang berarti harimau besar yang berkuasa.

Kesenian barongan biasanya ditampilkan dalam bentuk tarian kelompok yang menggambarkan keperkasaan gerak seekor singa raksasa. Oleh karena itu, peranan singo barong dalam pertunjukan sangat dominan.

Adapun beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu bujangganong/pujonggo anom Joko Lodro, genderuwo pasukan berkuda, dan reog noyontoko untub.

Dalam pementasannya kesenian barongan umumnya diiringi dengan alat musik tradisional seperti kendang, gedhuk, bonang, saron, demung, dan kempul.

Seiring perkembangan zaman, ada penambahan beberapa instrumen modern, yaitu berupa drum, terompet, kendang besar dan keyboard. Terkadang dalam beberapa pementasan juga sering dipadukan dengan kesenian campur sari.

Kesenian barongan bersumber dari Hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang bermula dari arak-arakan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun/Pujonggo Anom dan singo barong guna melamar Dewi Sekartaji, putri dari Raja Kediri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya